Katedrarajawen
Refleksi hati, refleksi hati lagi. Apakah tidak bosan terus seperti ini?Â
Yang direfleksi juga soal itu ke itu. Itu semua sudah tahu dan hafal di luar kepala.Â
Apabila mau disadari dalam hati yang hening. Lucu dan konyol ungkapan atau pertanyaan seperti itu.Â
Sepanjang hidup makan nasi. Minum air. Apakah bosan?Â
Bahkan setiap detik menghirup udara yang sama. Apakah harus mengeluh bosan?Â
Sebab selama kehidupan ini berlangsung sepanjang waktu itu pula butuh untuk terus melakukan refleksi dan introspeksi. Kebosanan tidak boleh ada.Â
Bila ada rasa bosan muncul, semakin perlu introspeksi. Sebab ada yang salah dengan hal ini.Â
Selama kehidupan ini ada. Daki-daki yang ada di tubuh akan selalu ada. Walau berkali-kali mandi sepanjang hari.Â
Cobalah menyapu lantai. Beberapa saat menengok kembali. Kotoran akan ada lagi.Â
Bersihkanlah jendela atau meja kaca. Tinggalkan sekejap saja. Lihat kembali. Debu-debu sudah ada yang menempel kembali.Â
Seperti itulah hati yang bercahaya ini. Setiap waktu akan ada kotoran yang menempeli.Â
Bila tak setiap waktu membersihkannya. Seperti sebuah lampu yang sekian lama tak dibersihkan. Cahayanya  akan semakin meredup.Â
Ibaratkan pula sebuah rumah yang tak dirawat sekian waktu. Apa yang terjadi? Bayangkan pula dengan hati ini.Â
Sekali lagi, bila ada kebosanan muncul pada diri ini untuk terus @refleksihati. Bangun dan sadarkan diri.Â
Jangan sampai kebosanan menguasai dan menggerogoti hati ini. Kemudian tak bisa berfungsi sebagaimana mesti.Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H