Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hanya Merasa Sudah Baik

20 Mei 2020   23:31 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:37 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen 

Sudah lama ini peristiwa. Mau menuliskan kembali ada perasaan malu sebenarnya. Dipikir-pikir kalau malu ada artinya, tak apalah. Begadang saja kalau ada artinya tak apa-apa. 

Sewaktu istri harus opname dan dioperasi karena ada masalah ginjal. Terpaksa harus bolak-balik ke Rumah Sakit dan rumah. Ralat. Sebenarnya tidak terpaksa juga. Dipaksa-paksakan saja. Beda, kan? 

Ketika pulang ke rumah, mau tidak mau harus mengerjakan urusan rumah. Walau lelah menemani. Terutama urusan cuci baju. Biar tidak menumpuk. 

Setelah sekitar pukul 00.00 alias tengah malam harus balik lagi ke Rumah Sakit. 

Nah, dalam perjalanan itu, pikiran nakal ini muncul. Muncul perasaan merasa. 

"Wah, beruntung banget nih istri, punya suami kayak saya. Tengah malam saja masih mau cuci baju. Habis itu masih menemani lagi." 

"Iya dong. Hebat lu bro..." entah suara dari mana. 

Hidung makin kembang kempes. Saya mengangguk-angguk sendiri di atas sepeda motor. Mungkin kalau ada yang lihat dikira mengantuk. Padahal sedang bangga diri. 

"Hei, kamu. Ya kamu yang mengangguk-angguk dan hidungnya kembang kempes!" suara dari mana lagi ini? 

"Jangan merasa sudah baik. Kalau kamu suami yang baik. Pasti bisa lebih kasih perhatian sama istri. Temani di Rumah Sakit. Cuci baju bisa di laundry. Bukannya malah sibuk bolak-balik." 

Yang tadinya sudah mulai mengantuk. Terasa kena sengatan. Jadi segar lagi. Lebih dahsyat dari sepuluh gelas kopi. 

Berpikir lagi. Ada benarnya. Cuma bisa jaga istri di Rumah Sakit dan cuci baju malam-malam sudah merasa.jadi suami yang baik. Pakai bangga lagi. Malu ah. 

Beruntung saya cepat sampai tujuan dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Tetapi sebenarnya diam-diam sedang mencari-cari pembelajaran apa yang bisa saya makna dari peristiwa ini. 

@pembelajarandarisebuahperistiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun