Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Punya Duit

19 Desember 2018   09:32 Diperbarui: 19 Desember 2018   09:44 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada duit gak, pinjam!"

"Aduh, bukannya gak mau kasih, tapi lagi gak punya nih!"

"Lagi kosong nih dompet."

"Benaran gak punya duit?"

"Ada sih, cuma sayang kalau ditarik!"

"Lagi gak punya duit, bisa pinjam gak?"

"Serius gak ada duit?"

"Ada, sayang kalau harus jual cincin."

Ini namanya tidak ada bukan tak punya...

Tidak punya duit yang sebenarnya bukan menunjukkan benar-benar tidak punya duit. Mungkin kita sering mendengar atau bahkan sendiri yang mengatakan bahwa sedang tidak punya duit.

Ada hal yang menarik ketika memberi alasan tidak punya duit saat ada yang hendak meminta pinjaman atau sekadar mengeluh bahwa sedang kantong kosong. 

Ada yang mungkin menganggap itu kebohongan atau cuma alasan. Tetapi sebenarnya ada kebenaran.

Ketika sedang mendesak butuh uang solusinya ada minta tolong ke saudara. Sayang jawabannya adalah "Tidak punya duit". Ada rasa kecewa. Ya, mau bagaimana lagi?

Eh, tidak lama kemudian saudara ini beli rumah, beli mobil. Bagaimana tidak kesal dan marah dalam hati? Lantas menganggap mereka telah berbohong. 

Padahal sesungguhnya mereka sudah mengatakan yang sebenarnya. Mereka tidak punya uang untuk dipinjamkan karena mau beli rumah dan mobil.

Yang benar lagi malah masih kurang. Buktinya beli mobilnya masih kredit dan untuk bayar rumah yang ratusan juta masih kurang beberapa juta. Mungkin dalam hati mereka malah berkata,"Masih untung saya gak pinjam sama kamu!" Masih untung, kan?

Namanya kebutuhan dan hidup pas-pasan kalau sedang butuh duit memang solusi cari bantuan ke teman yang dianggap mampu. 

Namun seringkali jawabannya memang "Tidak punya duit". Mau maksa atau marah? Ya, dalam hati saja!

Ini juga jawaban yang bukan menunjukkan sedang tidak punya duit. Yang sebenarnya adalah tidak punya duit untuk dipinjamkan. Kalau buat yang lain ada. Jadi harap maklum.

Ada lagi teman yang rela cari pinjaman walau dengan bunga yang lumayan. Lagi, katanya sedang tidak punya duit. Tetapi lagi-lagi bukan karena sedang benar-benar tidak punya duit.

Loh? Ya, ternyata mereka masih punya tabungan dan bahkan simpanan emas. Ada alasan menarik simpanan itu mereka tidak mau gunakan walau dalam keadaan mendesak. 

Soalnya kalau simpanan atau emas itu digunakan, pasti susah untuk utuh kembali. Sementara kalau pinjaman, mau tidak mau harus bayar. Masuk akal juga.

Sebab uang atau simpanan itu untuk tujuan jangka panjang atau sudah benar mendesak dan tidak ada jalan lagi.

Ada juga yang mengatakan tidak punya duit lagi. Alasannya sudah akhir bulan. Nyatanya malah bisa jalan-jalan ke luar negeri.

Selidik punya selidik, ternyata yang tidak ada itu jatah bulanannya. Sementara uang simpanan buat jalan-jalan masih banyak. 

Jadi kesimpulannya, kalau menjadi orang yang meminjam dan mendapat jawaban "Tidak punya duit" pilihannya adalah tahu diri dan maklum. Tak perlu marah apalagi dendam.

Sementara bila menjadi orang yang mau dimintai pinjaman bolehlah juga belajar maklum sebab kadang yang mau meminjam juga sangat terpaksa dengan rasa malu yang amat sangat menyertai.

Jangan belajar asal jujur dengan berkata,"Sebenarnya uang sih banyak, cuma kalau dibuat pinjaman tidak ada stoknya!"

Memang dilema, pakai  alasan nanti dikira tidak jujur dan memvuat kecewa orang mau jujur bisa menyakiti hati. Mau jujur sekaligus baik hati,  masih pikir dahulu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun