Lagi-lagi ini penyebabnya tiada lain adalah ego yang kebesaran. Alih-alih mau disalahkan, diingatkan saja sudah menolak.
Tidak terkecuali yang levelnya sudah mengerti ilmu agama pun tidak lepas dari penyakit ini. Apalagi merasa diri sudah lebih mengerti. Padahal selagi masih bernama manusia pasti tidak lepas dari yang namanya kesalahan.
Saya pernah mendengar seorang penceramah mengatakan kata yang salah. Diulang sampai beberapa kali. Sebenernya tidak terlalu fatal, cuma cukup mengganggu pendengaran.
Setelah selesai saya ingatkan hal ini. Ternyata ia sendiri tidak sadar dengan pengucapannya yang salah. Ia tertawa dan mengucapkan terima kasih. Ini contoh kerendahan hati, mau menyadari dan menerima kesalahan.
Kenyataannya tidak jarang ada yang sudah salah, mau dibenarkan malah balik menyalahkan. Seperti kasus di atas, bisa saja penceramah ini  berkata,"Kamu salah dengar kali, saya ngomongnya sudah benar kok!"
Bisa apa saya coba? Mau debat? Kalau dia bilang,"Saya penceramah loh. Saya lebih ngerti!"
||Pembelajarandarisebuahperistiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H