Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jack Ma

3 September 2018   16:31 Diperbarui: 3 September 2018   16:32 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jack Ma, salah satu orang terkaya di dunia asal Tiongkok, pemilik Alibaba Group yang baru saja berada di Indonesia dan hadir pada.penutupan Asian Games 2018, Minggu, 2 September pernah menuliskan hal yang sangat sederhana :

2 + 2 = 4

4 + 4 = 8

8 + 8 = 16

9 + 9 = 19

Apa tidak salah? Siapa yang meragukan kalau Jack sangat jago dalam hal menghitung? Sudah terbukti dengan kesuksesan yang ia raih saat ini. Kenapa 9 + 9 = 19?

Tentu apa yang ditulis Jack Ma adalah unsur kesengajaan untuk memberikan sebuah pengajaran atau motivasi kepada orang - orang yang hadir pada sesi di mana ia berbicara.

Apa itu?

Mereka yang hadir pasti tidak memermasalahkan tiga jawaban yang benar, yang pasti akan fokus pada soal 9 + 9 = 19 dan menertawakan. Menatap dengan jelas kesalahan penjumlahan yang dilakukan Jack Ma. Ternyata Jack Ma tidak sepintar yang mereka kira.

Beginilah dunia yang penuh dengan manusia yang lebih sibuk untuk melihat kesalahan - kesalahan orang di sekitarnya. Sementara kebaikan - kebaikan yang ada bisa  dianggap tiada.

Memuji kebaikan dianggap bukan hal yang mulia, tetapi menertawakan  kesalahan orang tak merasa hina. Puluhan kebaikan yang ada akan menjadi tiada berharga, hanya cukup satu kesalahan untuk menutupinya.

Berbuat puluhan bahkan ratusan kebaikan, belum tentu akan diingat dan dianggap sebagai orang baik,  namun hanya satu kesalahan akan selalu diingat dan akan mendapat cap sebagai orang yang jahat.

Kebaikan yang ada cukup ditulis di atas pasir, satu kesalahan akan diukir di atas batu. Setitik kesalahan di antara tumpukan kebaikan lebih layak untuk menjadi sumber kebencian.

Alangkah indahnya bila kita memutar roda kehidupan akan persepsi yang ada selama ini yang telah menjerat kita. Hidup lebih fokus melihat  sisi baik orang - orang di sekitar. Memuji kebaikannya dan memaklumi kesalahannya.

Bila ada yang bersikap tidak baik, pikirkan bahwa ia pasti memiliki kebaikan, sehingga dapat menghalangi tumbuhnya benih kebencian. Di antara tumpukan kesalahan - kesalahannya pasti ada secercah nilai kebaikan yang ia miliki.

Bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga berlaku kepada diri sendiri nilai pengajaran yang ada dari contoh soal di atas.

Ketika kita berbuat kesalahan atau mengalami kegagalan, kita tidak larut berfokus pada kesalahan dan kegagalan yang justru membuat kita semakin terpuruk.

Namun mengingatkan diri, bahwa kita punya benih - benih kebaikan dan potensi untuk menjadi lebih baik. Kesalahan dan kegagalan adalah untuk menyadarkan diri menuju kepada kebaikan.

||Refleksiuntukmenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun