Berbuat puluhan bahkan ratusan kebaikan, belum tentu akan diingat dan dianggap sebagai orang baik, Â namun hanya satu kesalahan akan selalu diingat dan akan mendapat cap sebagai orang yang jahat.
Kebaikan yang ada cukup ditulis di atas pasir, satu kesalahan akan diukir di atas batu. Setitik kesalahan di antara tumpukan kebaikan lebih layak untuk menjadi sumber kebencian.
Alangkah indahnya bila kita memutar roda kehidupan akan persepsi yang ada selama ini yang telah menjerat kita. Hidup lebih fokus melihat  sisi baik orang - orang di sekitar. Memuji kebaikannya dan memaklumi kesalahannya.
Bila ada yang bersikap tidak baik, pikirkan bahwa ia pasti memiliki kebaikan, sehingga dapat menghalangi tumbuhnya benih kebencian. Di antara tumpukan kesalahan - kesalahannya pasti ada secercah nilai kebaikan yang ia miliki.
Bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga berlaku kepada diri sendiri nilai pengajaran yang ada dari contoh soal di atas.
Ketika kita berbuat kesalahan atau mengalami kegagalan, kita tidak larut berfokus pada kesalahan dan kegagalan yang justru membuat kita semakin terpuruk.
Namun mengingatkan diri, bahwa kita punya benih - benih kebaikan dan potensi untuk menjadi lebih baik. Kesalahan dan kegagalan adalah untuk menyadarkan diri menuju kepada kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H