Kehidupan ini, siapa yang dapat memastikan apa yang akan terjadi hari ini dan esok hari. Apa yang diharapkan tak terjadi, apa yang tidak diharapkan justru  terjadi.
Seperti bencana yang datang silih-berganti. Siapa yang menghendaki? Tak ada sama sekali. Namun sudah menjadi kehendak  semesta ini. Apakah harus menyesali dan mengutuki?
Bencana akan menjadi bencana yang sesungguhnya, bila tak ikhlas menerima. Namun bencana akan menjadi pembelajaran yang berharga bila dapat memahami makna yang ada.
Bencana menimpa, tidak saling menyalahkan itu yang utama. Adanya bencana yang lebih dari segalanya adalah tumbuhnya kepedulian pada sesama. Rasa cinta kasih menjadi nyata, melampaui segala rasa. Doa-doa lebih bergelora.
Tak peduli lagi yang ditolong siapa, sebab yang ada memandang semua sebagai sesama manusia yang hidup di dunia. Tumbuh semangat kebersamaan untuk mengerahkan harta dan tenaga demi meringankan derita. Di balik bencana pun ada  hal yang indah bukan semata air mata.
Catatan: Semoga doa dan kerja nyata dalam cinta kasih terus mengalir untuk  saudara kita di Lombok, begitu pula dengan kepedulian dalam  berbagai bentuk sumbangan akan membantu dan meringankan kesusahan dan penderitaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H