Jelas saya mau ditilang  dan setor ke BRI lima ratus ribu. Begitu kata pak polisinya. Tumben nih pikir saya tidak ada tawaran damai. Akhirnya terpaksa saya yang minta damai dengan memberikan sejumlah uang. Pelanggaran nih.
Tak disangka malah ditolak dan dimarahi. Apa kurang besar jumlahnya? Pak polisi tetap kekeuh bilang saya ditilang dan saya pasrah mengiyakan. Â Saya lihat pak polisi segera sibuk menulis di buku tilang. Â Lalu menyerahkan ke rekannya.
Lantas saya dipanggil. Begitu melihat saya pak polisinya langsung bertanya,"Kamu mabuk ya? Matanya merah."
Tentu saya tidak terima dan menjawab,"Saya vegetarian dan tidak boleh minuman keras."
"Oh, kamu vegetarian?" tanya pak polisi untuk meyakinkan sambil melihat surat-surat milik saya yang di tangannya.
Tidak pakai lama SIM dan STNK saya yang ada di tangan pak polisi diserahkan kembali ke saya. Setelah saya terima, saya serahkan uang yang ditolak pak polisi sebelumnya.
Tak disangka, lagi uang saya ditolak dan disuruh melanjutkan perjalanan. Lagi saya berpikir, dasar nasib orang baik ha ha ha....
Sebenarnya dari dua kejadian di atas hikmah yang dapat dipetik adalah soal kehati-hatian atau tidak ceroboh. Jelas waktu itu saya ceroboh meletakkan uangnya.
Kedua, yang nanya aturan itu tetap harus ditaati tidak pakai alasan basi untuk melanggarnya.. Jangan pakai istilah mentang-mentang. Nasib baik yang saya alami belum tentu akan terulang untuk kejadian yang sama.
||Pembelajarandarisebuahperistiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H