Orang - orang yang tak mengenal saya, pasti mengira saya adalah orang yang serius. Apalagi melihat tampang saya yang memang serius dan kaku ini. Jauh dari murah senyum.
Padahal sebenarnya saya ini orang yang sangat suka bercanda. Bahkan saya pernah  mengatakan, bahwa orang yang hidupnya tidak suka bercanda lebih baik ke laut saja.
Saya memang suka bercanda dengan istri, anak, teman-teman atau saudara. Cuma berbeda dengan orang umumnya. Kalau saya bercanda malah suka pasang muka  serius.Tidak lucu, kan? Tertawanya belakangan.
Baru - baru ini ketika sedang mengawasi muat  limbah. Manajer saya bertanya,"Kamu udah baca pesan saya di WA?"
"Emang apa isinya?" saya balik tanya.
"Udah baca aja. Saya udah kirim dari pagi."
Dengan serius _tepatnya sih sok serius_ saya menanggapi,"Pak, kalau saya udah kerja, saya akan fokus, Pak. Mana sempat  buka-buka HP lagi."
Teman yang di samping dengan muka cengar-cengir  pelan berkata,"Kamu bisa aja!"
Karena di pabrik reputasi saya sudah tiidak diragukan lagi sebagai orang yang suka main HP.
Lain waktu, teman sedang makan dan saya berdiri di sampingnya. Mungkin merasa tidak enak lalu ia mempersilakan saya untuk duduk.
Langsung saya tanggapi,"Saya tidak suka kedudukan. Karena kedudukan itu tidak enak!" Entah sedang kemasukan apa saya bisa menjawab seperti itu.
Jawabannya  yang justru  membuat saya tertawa. Sebenarnya hanya solider saja. Karena ia menanggapi jawaban saya sambil tertawa.
Spontan teman ini berseru,"Iyalah kedudukan itu gak  enak. Malah sakit!"
Pernah sekali waktu mengantar adik ke kantor pemasaran semua perumahan untuk melihat-lihat dan mencari informasi.
Mbak yang menemui kami menjelaskan bahwa rumah yang  mereka jual harganya paling murah dengan lokasi yang sangat strategis. Yang paling penting adalah bebas banjir.
Kata "bebas banjir" langsung menggelitik saya untuk menjadi bahan candaan. Tetap dengan tampang sok  serius saya bertanya,"Mbak, maksudnya bebas banjir di sini apa? Apa maksudnya banjir itu bebas berkeliaran di perumahan ini? Jangan sampai kalau sudah tinggal di sini nanti terjadi banjir, kalau saya komplain nanti mbak jawabnya 'Kan sudah ditulis bebas banjir!" Bagaimana, mbak?"
Untung mbak-nya senyum-senyum menanggapi. Berarti bisa menangkap maksud saya. Walau tulisan ini super serius, tetapi saya percaya ada yang senyum-senyum. Paling tidak saya sendirilah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H