Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jokowi, Indonesia Bisa!

22 Desember 2015   13:43 Diperbarui: 22 Desember 2015   21:34 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Keyakinan saya sampai sekarang tak luntur oleh waktu  tentang Indonesia adalah bahwa dalam sepuluh atau lima belas tahun lagi akan mampu mencapai kemapanan.  Karena sejatinya Indonesia merupakan negara besar dengan sejarahnya yang panjang dan gemilang.

Hal itu akan ditandai dengan munculnya pemimpin yang memiliki gaya berbeda dari masa lalu. Yakni pemimpin yang berani melawan arus dan memiliki integritas. Pemimpin yang memiliki tanggung jawab umtuk memerdekakan negerinya secara utuh.

Joko Widodo,  Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini,  dan M. Nurdin Abdullah  adalah di antaranya yang dikenal publik. Ke depannya pasti akan muncul pemimpin yang lebih mumpuni lagi untuk membawa Indonesia pada kejayaan. Beberapa tokoh ini merupakan awal dan pembaharu.

Indonesia memiliki potensi baik alam dan sumber daya manusia yang ada jangan dikata. Semuanya Indonesia punya. Hanya saja karunia Maha Besar Tuhan ini belum menjadi sumber kemajuan dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Sebab belum lahirnya pemimpin yang yang benar-benar mampu mengelola semua potensi yang ada.

Membaca tulisan Pak Tjiptadinata Effendi “Masa Iya Indonesia Kalah dari Malaysia” tentang kemajuan yang dicapai Malaysia khususnya dalam bidang pariwisata. Dimana hotel-hotel selalu penuh oleh wisatawan. First World Hotel berkapasitas enam ribu lebih kamar (tepatnya 6.118 kamar) saja masih banyak wisatanya yang tak kebagian. Bisa dibayangkan bagaimana bergairahnya kepariwisataan di Malaysia.

Jadi saya berpikir untuk era pemerintahan Presiden Jokowi sudah saatnya lebih serius menggarap bidang ini. Jangan hanya cuma Bali yang menjadi ikon. Apa yang dilakukan pemerintah sebelumnya belumlah maksimal. Dari jumlah wisatawan yang berkunjung pun Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia dan Thailand. Per tahun 2014 Indonesia hanya dikunjungi sekitar 9 juta wisatawan. Bandingkan dengan Thailand dan Malaysia yang mencapai sekitar 27 juta dan 26 juta wisatawan. Untuk itu target pemerintahan Presiden Jokowi sampai 2019 adalah 20 juta wisatawan.[Berita]

Untukitu memang perlu pembenahan yang signifikan. Jangan jauh-jauh, Monas yang ada di depan mata dekat Istana Negara. Apa yang bisa kita lihat? Semestinya ada inovasi pengembangan agar lebih menarik yang berbeda dari tempat lain.

Selanjutnya adalah wilayah Puncak di Bogor yang setiap hari libur selalu menjadi tujuan orang-orang dari kota untuk berlibur. Selain villa-villa untuk tempat istirahat di Puncak pun banyak berdiri tempat kerohanian untuk retreat dan meditasi. 

Menurut saya daerah ini bisa digarap menjadi tempat wisata yang mendunia bukan hanya soal kawin kontraknya yang khusus menarik wisatawan dari Timur-Tengah. Tetapi Keindahan  alam  yang nyaman untuk beristirahat. Bisa juga  menjadi pusat retreat atau meditasi.   Tempat untuk kebugaran jiwa bagi mereka yang dalam keseharian harus bergelut dalam tekanan pekerjaan. Pasti menarik.

Dalam hal Ini  pemerintah bisa serius menata wilayah Puncak menjadi daerah  wisata yang mempunya hari khas tersendiri. Yang paling mendesak tentu adalah akses jalan menjadi prioritas. Kalau akses jalan mudah pasti akan semakin menarik orang untuk datang. Sekarang kondisi macet saja orang berbondong-bondong datang. Yang paling utama adalah manfaat ekonomi yang bisa secara langsung dirasakan masyarakat sekitar dengan dengan menjaga kondisi lingkungan dan alam.

Apa yang ditulis sekadar contoh, sebab masih begitu banyak tempat-tempar wisata yang sudah ada yang perlu mendapat perhatian dan potensi wisata yang bisa dibangun. Indonesia kaya akan obyek wisata dari pantai, daratan sampai pegunungan dan juga budaya,

Soal kebersihan tempat selama ini memang cukup memrihatinkan. Dimana bukan rahasia lagi lokasi wisata terdapat sampah di mana-mana yang sudah pasti menciptakan keridaknyamanan. Dalam hal ini tentu masyarakat yang perlu ikut menjaga. Begitu juga soal keamanan yang akan memberikan rasa nyaman bagi para wisatawan perlu mendapat prioritas dari pemerintah.

Saya kira bidang pariwisata ini masih menjadi bidang yang lebih lagi menjadi perhatian pemerintah. Dimana bisa merangkul pihak swasta untuk mengembangkan. Karena seperti kita tahu potensinya sangat luar biasa. Melihat target jumlah wisatawan yang ingin dicapai Presiden Jokowi menjadi tantangan tersendiri.

Perlu kerja keras dan cerdas,sehingga tidak semakin tertinggal dari negeri tetangga. Sebuah target yang tidak mudah, namun Indonesia pasti bisa bila pemerintah serius bekarja dan membenahi dengan langkah-langkah pasti bukan kerja setengah hati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun