Keyakinan saya sampai sekarang tak luntur oleh waktu tentang Indonesia adalah bahwa dalam sepuluh atau lima belas tahun lagi akan mampu mencapai kemapanan. Karena sejatinya Indonesia merupakan negara besar dengan sejarahnya yang panjang dan gemilang.
Hal itu akan ditandai dengan munculnya pemimpin yang memiliki gaya berbeda dari masa lalu. Yakni pemimpin yang berani melawan arus dan memiliki integritas. Pemimpin yang memiliki tanggung jawab umtuk memerdekakan negerinya secara utuh.
Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, dan M. Nurdin Abdullah adalah di antaranya yang dikenal publik. Ke depannya pasti akan muncul pemimpin yang lebih mumpuni lagi untuk membawa Indonesia pada kejayaan. Beberapa tokoh ini merupakan awal dan pembaharu.
Indonesia memiliki potensi baik alam dan sumber daya manusia yang ada jangan dikata. Semuanya Indonesia punya. Hanya saja karunia Maha Besar Tuhan ini belum menjadi sumber kemajuan dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Sebab belum lahirnya pemimpin yang yang benar-benar mampu mengelola semua potensi yang ada.
Membaca tulisan Pak Tjiptadinata Effendi “Masa Iya Indonesia Kalah dari Malaysia” tentang kemajuan yang dicapai Malaysia khususnya dalam bidang pariwisata. Dimana hotel-hotel selalu penuh oleh wisatawan. First World Hotel berkapasitas enam ribu lebih kamar (tepatnya 6.118 kamar) saja masih banyak wisatanya yang tak kebagian. Bisa dibayangkan bagaimana bergairahnya kepariwisataan di Malaysia.
Jadi saya berpikir untuk era pemerintahan Presiden Jokowi sudah saatnya lebih serius menggarap bidang ini. Jangan hanya cuma Bali yang menjadi ikon. Apa yang dilakukan pemerintah sebelumnya belumlah maksimal. Dari jumlah wisatawan yang berkunjung pun Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia dan Thailand. Per tahun 2014 Indonesia hanya dikunjungi sekitar 9 juta wisatawan. Bandingkan dengan Thailand dan Malaysia yang mencapai sekitar 27 juta dan 26 juta wisatawan. Untuk itu target pemerintahan Presiden Jokowi sampai 2019 adalah 20 juta wisatawan.[Berita]
Untukitu memang perlu pembenahan yang signifikan. Jangan jauh-jauh, Monas yang ada di depan mata dekat Istana Negara. Apa yang bisa kita lihat? Semestinya ada inovasi pengembangan agar lebih menarik yang berbeda dari tempat lain.
Selanjutnya adalah wilayah Puncak di Bogor yang setiap hari libur selalu menjadi tujuan orang-orang dari kota untuk berlibur. Selain villa-villa untuk tempat istirahat di Puncak pun banyak berdiri tempat kerohanian untuk retreat dan meditasi.
Menurut saya daerah ini bisa digarap menjadi tempat wisata yang mendunia bukan hanya soal kawin kontraknya yang khusus menarik wisatawan dari Timur-Tengah. Tetapi Keindahan alam yang nyaman untuk beristirahat. Bisa juga menjadi pusat retreat atau meditasi. Tempat untuk kebugaran jiwa bagi mereka yang dalam keseharian harus bergelut dalam tekanan pekerjaan. Pasti menarik.
Dalam hal Ini pemerintah bisa serius menata wilayah Puncak menjadi daerah wisata yang mempunya hari khas tersendiri. Yang paling mendesak tentu adalah akses jalan menjadi prioritas. Kalau akses jalan mudah pasti akan semakin menarik orang untuk datang. Sekarang kondisi macet saja orang berbondong-bondong datang. Yang paling utama adalah manfaat ekonomi yang bisa secara langsung dirasakan masyarakat sekitar dengan dengan menjaga kondisi lingkungan dan alam.
Apa yang ditulis sekadar contoh, sebab masih begitu banyak tempat-tempar wisata yang sudah ada yang perlu mendapat perhatian dan potensi wisata yang bisa dibangun. Indonesia kaya akan obyek wisata dari pantai, daratan sampai pegunungan dan juga budaya,