Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makan

6 Februari 2014   12:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Itulah sebabnya ada kata bijak yang tertulis: 'Waktu makan, makanlah'. Ini tentu adalah bicara tentang ketenangan hati dan konsentrasi. Ketika waktunya makan, diperhatikan atau konsentrasi. Untuk menciptakan perhatian tentu dibutuhkan ketenangan hati.

Dengan hati yang tenang saat bersantap, maka makanan yang masuk ke mulut akan terasa nikmat. Benar-benar akan terasa makanan apa yang sedang kita nikmat. Kita akan merasakan rasa yang terkandung dalam setiap makanan.

Tapi kebiasaan makan kita ada yang salah selama ini. Ini tentu pengalaman pribadi. Dulu kalau makan sehabis pulang sekali saya punya kebiasaan sambil makan tv dinyalakan dan baca koran. Tak lupa juga menyalakan radio, agar drama kesukaan tidak terlewatkan. Bagaimana rasanya makan kalau begitu ceritanya?

Rasa Terima kasih dan Bersyukur



Tidak heran dalam setiap tradisi agama, ada pengajaran berdoa terlebih dahulu sebelum makan. Hal yang sangat positif. Dengan mengucap doa sebagai rasa terima kasih dan bersyukur kepada yang memberikan kehidupan dan makanan yang tersedia di meja hal ini akan menciptakan suasana tenang dan perasaan bahagia. Bukankah dengan demikian akan tercipta suasana yang nyaman yang tentu akan membuat apa yang hendak kita makan akan terasa nikmat?

Sekali lagi, ini kebenaran yang sangat sederhana dan mungkin kata 'Terima Kasih' dan 'Bersyukur' sudah menjadi kata-kata yang basi bagi kebanyakan orang. Tapi bagi yang mendalami dunia spiritual, dua kata ini bila sudah menyatu dalam hati dan perbuatan akan menjadi kata-kata yang sangat ajaib sekali. Tidak percaya? Coba praktikkan dan rasakan sendiri.

@refleksihatimenerangidiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun