Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak 13 Tahun Pacaran, Apa yang Dilakukan Ya?

8 September 2013   14:32 Diperbarui: 4 April 2017   16:24 17596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena ini saya pikir sudah sangat marak dalam kehidupan kita. Perbuatan yang mengarah kepada kemaksiatan itu sangat dekat dengan kita.

Masalah ini semestinya menjadi perhatian kita bersama. Orangtua, guru dan mereka yang berkecimpung di kerohanian. Kita memang tidak bisa mengawasi anak sepenuhnya. Namun kita dapat memberikan bekal moral etika untuk menjaga dirinya.

Jadi terasa agak aneh dan lucu melihat kehebohan sebagian golongan orang beragama yang berteriak-teriak gagah tentang kemaksiatan yang akan terjadi dalam penyelenggaraan Miss World di Bali yang paling entah berapa puluh tahun terjadi sekali.

Kalau memang komitmen dan prihatin dengan kemaksiatan dan terjadinya perbuatan merendahkan harkat martabat wanita di negeri ini. Kasusnya sungguh banyak dan sangat genting untuk mendapat perhatian.

Setiap hari eksploitasi tubuh wanita terjadi di depan mata melalui media televisi dan media lainnya. Iklan semen saja harus menyertakan wanita bertubuh sexy. Apalagi iklan rokok.

Nah, coba bayangkan bila anak baru 13 tahun pacaran malam minggu nonton berduaan dan muncul iklan dengan wanita berpakaian sexy atau film yang kebetulan ada adegan romantisnya. Apa sesuatu itu tidak akan terprovokasi untuk segera beraksi?

Ya entahlah. Kalau ditulis iya, nanti dibilang mudah memvonis lagi dan itu kelakuan penulisnya sendiri. Senjata makan tuan jadinya. Ogah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun