Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis di Kompasiana dan Tanggung Jawab Membalas Komentar

9 September 2013   20:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:08 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita memostingkan sebuah tulisan di Kompasiana, maka kemungkinan besar akan mendapat komentar dari pembaca. Dari sekadar menyapa, memuji, mengkritik, menambahkan informasi atau mencari perhatian dengan komentar aneh.

Apakah ada kewajiban kita untuk membalas semua komentar yang ada?

Dalam hal ini tentu tidak ada aturan yang tertulis yang mewajibkan kita untuk membalas semua komentar yang masuk.

Ini berarti hal ini kembali kepada pilihan masing-masing penulis. Merasa wajib untuk membalas satu persatu. Membalas yang dirasa perlu. Tidak merespon karena tujuan awalnya memang cuma ingin menulis saja.

Bagi saya sendiri saya merasa ada tanggung jawab atau konsekwensi ketika memostingkan sebuah tulisan untuk menjawab setiap komentar. Kecuali untuk komentar yang hanya berisi link promosi atau jualan.

Kemudian komentar yang berulang dengan isi yang sama dan tidak ada hubungan sama sekali dengan tulisan. Sebenarnya untuk komentar seperti ini kita berhak untuk menghapusnya sekalipun.

Seperti kita sudah pahami, moto dari Kompasiana adalah berbagi dan saling berhubungan. Berbagi tulisan dengan berbagai informasi dan berbagi wawasan, cerita, pengalaman, ilmu serta lainnya.

Lalu kita berhubungan melalui cara dengan saling berkomentar dalam tulisan. Berkomentar dan membalas komentar adalah cara yang paling sederhana bagi kita untuk berhubungan sesama pengguna Kompasiana.

Selanjutnya baru bisa kita gunakan cara lain. Misalnya dengan saling bertelpon ria atau bertemu secara nyata dalam acara khusus. Bisa juga behubungan dalam acara yang diadakan secara terbuka oleh pengelola Kompasiana untuk lebih mengikat keakraban.

Selama ini saya selalu berusaha untuk membalas setiap komentar yang masuk sebagai bentuk tanggung jawab dan penghorgaan kepada teman-teman yang telah menyediakan waktu untuk berkomentar.

Sebagai pemiliki tulisan adalah ibarat tuan rumah dan yang berkunjung lalu meninggalkan jejak dengan komentar ibarat adalah tamu. Sebagai tuan rumah yang baik tentu akan melayani tamu secara baik.

Tetapi ketika kita berada di rana publik dengan manusia berbagai karakter kemungkinan ada saja tamu yang kurang ajar atau datang untuk mencari masalah.

Untuk hal ini bisa kita abaikan. Malah kita ada tanggung jawab untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib. Dalam hal ini Admin Kompasiana. Karena sudah mengganggu kenyamanan dalam berhubungan.

Selama ini saya merasa bahwa komentar yang ada ,baik yang memuji, mengkritik maupun cuma sinistik telah menjadi motivasi tersendiri untuk terus menulis. Semuanya bermanfaat.

Komentar yang memuji dan memberi apresiasi itu bagaikan tetesan-tetesan madu yang menyehatkan dan menambah energi.

Sementara kritikan dan sinistik itu bagaikan ramuan obat atau jamu pahit yang menyembuhkan dan menguatkan.

Selama ini saya berusaha untuk menyikapi dengan baik agar pujian tidak melenakan dan kritikan tidak menjatuhkan. Semua disikapi dengan proporsional.

Terakhir sekadar mengingatkan untuk teman-teman semua jangan segan dan malu untuk berkomentar dalam tulisan saya. Garansi saya setiap komentar akan ditanggapi seikhlasnya. Kalau tidak, silakan komentarnya diambil kembali. Eh, kok perasaaan tidak enak ya? Kenapa seikhlasnya? Ralat, maksudnya akan ditanggapi dengan ikhlas gitu. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun