Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Berbohong dengan Niat Baik?

24 September 2013   16:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakalanya dalam situasi tertentu kita sulit untuk mengatakan yang sebenarnya. Oleh sebuah niat baik terpaksa kita berbohong demi menolong orang lain. Bukan atas keuntung sendiri.

Bagaimana dengan kebohongan seperti ini? Silahkan nilai sendiri. Bagaimana sikap kita ketika mengalami kejadian ini?

Seorang maling dikejar massa yang siap membunuhnya tanpa diundang masuk ke sebuah rumah. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan si tuan rumah menyembuhkan si maling.

Ketika massa yang mengejar bertanya tentang keberadaan maling itu, ia mengatakan tidak tahu. Setelah situasi aman barulah maling itu diserahkan kepada pihak yang berwajib.

Karena Ibu tahu kondisi ekonomi saya, sering beliau hendak memberikan sejumlah uang bila bertemu. Dalam keadaan demikian, saya terpaksa harus menolak dan mengatakan yang bukan yang sebenarnya. Bahwa saya masih punya uang cukup. Jadi jangan khawatirkan keadaan saya.

Selain tidak ingin menjadi beban bagi Ibu, ada perasaan malu. Bukannya memberi, malah diberi. Ada perasaan bersalah yang berkecamuk, sehingga muncullah kebohongan.

Di lain kesempatan seorang teman teman membeli barang elektronik di sebuah mall. Niatnya ingin membeli televisi seharga tiga jutaan. Untuk nominal kurang lima juta menggunakan kartu kredit cicilannya cuma bisa enam bulan.

Teman ini berinisiatif membeli barang elektronik lainnya, sehingga totalnya mencapai lima jutaan untuk mendapat cicilan 12 bulan. Hal ini disetujui oleh penjaga yang melayani.

Tapi saat hendak melakukan transaksi perbayaran timbul masalah. Manager yang bertugas menegaskan untuk nominal lima juta tidak bisa digabung dari dua atau beberapa item barang.

Lalu manager itu bertanya penjaga mana yang melayani tadi. Karena khawatir penjaga itu akan kena marah atau sanksi, teman ini beralasan tidak ingat lagi. Padahal penjaga itu ada di depan mata dan hanya bisa diam. Teman ini kemudian berkilah, mungkin ia tadi salah dengar penjelasannya.

Singa si raja hutan mencari alasan untuk menyantap rubah yang sudah setia menemani selama ini. Dicarilah cara untuk menjebaknya.

Singa bertanya,"Rubah, apa pendapatmu tentang aroma badanku?"

Rubah mengetahui siasat singa. Seumpama ia jujur mengatakan aroma badan singa bau, maka ia bisa dianggap telah menghina si raja hutan.

Tapi kalau rubah mengatakan tidak tahu, maka ia bisa dianggap berbohong. Akhirnya rubah harus mengatakan yang bukan sebenarnya,"Tuanku, saya tidak bisa mengatakan apa-apa karena sedang pilek, sehingga tidak bisa mencium bau apa-apa."

Selamatlah si rubah menjadi santapan si raja hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun