Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ya Ampun, Itu Pembawa Acara dan Komentar Bola Apa Motivator atau Ustad Sih?

23 September 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31 2731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13799033411078152227

[caption id="attachment_290210" align="aligncenter" width="680" caption="Indonesia juara setelah puasa gelar 22 tahun@tribunnews.com"][/caption]

Serunya partai final Piala AFF di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu malam 22 September 2013 antara Indonesia U-19 vs Vietnam U-19 yang disiarkan secara langsung MNC TV menjadi sangat tidak nyaman oleh ulah pembaca acara dan komentarnya yang terlalu bersemangat sampai ke level lebay.

Suasana ini bukan saya saja merasakan. Ada rekan lain juga mengeluhkan hal ini. Apa sebabnya?

Karena sepanjang pertandingan yang perlangsung dua orang pemandu acara ini tiada hentinya memotivasi para pemain kita agar fokus dan hati-hati. Kemudian tiada hentinya meminta para pemirsa untuk berdoa.

Pembawa acara yang entah siapa namanya itu bahkan sampai beberapa kali mengeluarkan kata-kata mutiara dari Bung Karno dan Panglima Sudirman. Wow... Mario Teguh lewat.

Ya ampun, pembawa acara dan komentar bola ini mungkin lupa bahwa mereka sedang memandu acara siaran bola bukan acara motivasi seperti Golden Ways atau acara santapan rohani.

Coba bayangkan. Apa fungsinya pembawa acara meminta para pemain fokus dan hati-hati ketika sedang menguasai bola. Tapi perkataan sia-sia ini diulang lagi dan lagi.

Malah pelatih Indra Sjafrie di pinggir lapangan tidak sesibuk pembawa acara atau komentar mengarahkan pemainnya yang sedang berlaga di lapangan.

Dalam hal ini justru saya merasa pembawa acara atau komentarnya yang tidak fokus dengan tugasnya, sehingga acara siaran langsung pertandingan sepak bola berubah jadi acara motivasi dan tausiyah.

Ya ampun! Kenapa saya jadi kesal begini? Maafkanlah, apapun itu semangat pembawa acara dan komentator yang mengharapkan kemenangan untuk timnas kita patut dihargai. Kata-kata lebay yang ada anggap saja sebagai pelengkap hiburan atas kemenangan timnas kita.

Akhir memang kemenangan ada di pihak kita. Beruntung dengan semangat empat lima, Evan Dimas dkk bisa mengakhiri pertandingan dengan kemenangan dramatis melalui adu pinalti dengan kedudukan 7-6.

Selamat untuk Tim Garuda Muda atas perjuangannya. Kemenangan yang setidaknya sudah menghilangkan kedahagaan kita atas gelar yang sudah lama tidak kita rasakan. 22 tahun sudah lamanya. Semoga menular ke tim senior.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun