Untuk memenuhi segala yang masih dianggap kekurangan. Tidak malu meminta jatah ke mana-mana. Mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Betapa menyedihkan, ketika di meja makan terhidang sajian atas kesedihan mereka yang kelaparan. Memakai pakaian atas kenestapaan mereka yang kedinginan.
Sahabatku... Sesungguhan di atas rasa kenyang dan nyaman itu, ada kesdihan tak terkira yang menyakitkan di kemudian hari.] Sarapan pagi dari Sang Guru di Puncak Kesunyian yang dingin. Tak ada sarapan yang tersaji dan teh hangat untuk menemani. Apakah kata-kata bisa mengenyangkan dan menghangatkan tubuh?
[Sahabatku..kata-kata memang tidak dapat memberi kenyang dan hangat pada tubuhmu. Tetapi kata-kata dapat memberi harapan dan kehangatan jiwamu. Kata-kata dapat membuatmu melihat kebenaran.]
Senyum Sang Guru yang membaca isi hatiku seketika menghadirkan malu pada diriku.
Oh begituku...? Gumamku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H