[caption id="attachment_229786" align="alignnone" width="565" caption="Presiden AS, Barack Obama@Tribunnewscom/Foxnews.com"][/caption]
Sabtu, (15/12) seharian tidak membaca berita. Di pagi hari, Minggu 16 Desember 2012 membaca Kompas cetak dengan headline 'Tragedi Newtown Kejutkan Dunia' sungguh membuat hati ini bergetar.
Bagaimana tidak? Sebuah pagi yang cerah di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newtown, Connecticut-Amerika Serikat tiba-tiba berubah menjadi aliran darah.
Adalah Adam Lanza (20) pemuda pendiam yang kemudian membuat dunia tak bisa diam dengan tindakannya.
Tragis. Setelah menembak mati ibunya, Nancy. Lanza beraksi dengan menghabisi 18 anak-anak usia antara 5-10 tahun dengan pistolnya dari jarak dekat. Dua anak yang sempat dibawa ke rumah sakit, akhirnya meninggal. Selain itu, ada 7 orang dewasa, sang Kepala Sekolah yang tewas.
Dramatis. Karena pada akhirnya Adam Lanza yang menjadi pelaku tunggal ikut tewas dengan cara bunuh diri. Tidak ada yang menyangka akan sedramatis itu. Semua terjadi begitu cepat.
Menangis. Kabar segera tersebar luas. Duka cita dan ucapan bela-sungkawa berdatangan. Paus Benedictus XVI, Ratu Elizabeth II, dan Sekjen PBB, Ban Ki Moon adalah di antaranya yang mengirim ucapan.
Bahkan Iran melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri turut mengirimkan ucapan duka cita dan simpati.
Dan Barack Obama, Sang Presiden tak kuasa menahan air matanya saat berbicara dalam jumpa pers di Gedung Putih.
Seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Foxnews.com, Sabtu (15/12/2012). Obama dengan suara terbata-bata berkata, "Mereka memiliki masa depan yang terbentang di hadapan mereka, ulang tahun, wisuda pernikahan dan anak-anak mereka sendiri,"
Dengan menahan emosi Obama melanjutkan,"Kita telah mengalami terlalu banyak tragedi dalam beberapa tahun terakhir, dan setiap kali saya membaca berita, saya bereaksi bukan sebagai presiden, tetapi sebagai orang lain, sebagaiorang tua. Saya tahu tidak ada orang tua di Amerika yang tidak merasakan kesedihan luar biasa yang sama seperti yang saya rasakan."