Apa yang akan Anda lakukan bila menemukan sebuah tulisan atau komentar yang berkonotasi memancing kemarahan?
Balas menyerang, sehingga terjadi saling menyerang dan debat kusir yang berkepanjangan atau diam saja?
Membaca buku 'Citizen Journalism' yang ditulis Kang Pepih atau Pepih Nugrha yang melahirkan blog keroyokan bernama 'Kompasiana'. Saya menemukan sebuah kata yang cukup asing. Yakni 'trolling'.
Apa itu trolling?
Mengutip dari buku 'Citizen Journalism' yang secara sederhana saya tuliskan kembali: Dalam dunia internet, trolling diartikan sebagai perilaku seseorang yang menulis atau berkomentar di komunitas online yang bertujuan untuk memprovokasi dan memancing emosi.
Misalnya menulis yang menyerang ke pribadi kita atau berkomentar kasar yang tidak sesuai dengan topik yang sedang dibahas.
Si pelakunya ini yang disebut troller. Troller bisa diartikan sebagai provokator di dunia maya.
Bagi kita yang saban hari berselancar di dunia maya atau khususnya di Kompasiana pasti perlu menemukan yang namanya troller. Mungkin malah pernah berhubungan.
Ya, yang namanya pengacau suasana tidak di dunia nyata, di dunia maya keberadaannya selalu ada. Kadang memang menyebalkan dan bikin naik darah.
Baru-baru ini saya menemukan sebuah komentar kompasianer lain yang menyindir saya sebagai pemuja Messi. Karena seringnya menulis tentang sosok ini.
Saya tersenyum kecut dan spontan ingin membalas komentarnya. Namun saya menahan diri dan berpikir ulang. Apa gunanya melayani orang yang berikap nyinyir?