Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Nanan Sukarna mengakui dan membenarkan memang ada praktik korupsi di Lembaga Kepolisian RI.
Yang pertama karena masalah kecilnya gaji. Hal ini dikatakan Nanan, saat membawakan materi di Seminar Nasional Komisi Kejaksaan di Hotel Atlet Century, Kamis, 11 Oktober 2012. Seperti yang dilansir Tempo.Co.
"Masalah gaji itu memang menjadi salah satu kesulitan dalam pemberantasan korupsi. Dikatakan jangan korupsi, tapi bagaimana kalau gajinya tidak cukup untuk menyekolahkan anaknya?" kata Nanan.
Berarti praktik korupsi memang ada pembiaran dan dimaklumi selama ini, sehingga menjadi penyakit yang kronis.
Sebenarnya alasan gaji kecil itu lebih karena pembenaran daripada kebenaran. Karena kebenarannya gaji polisi sekarang tiidak kecil-kecil amat.
Menurut teman yang keluarganya aktif di kepolisian, untuk pangkat bripda atau baru lulus pendidikan saja gajinya sudah sekitar Rp 3 juta dan yang briptu menerima hampir Rp 4,5 juta.
Kalau cuma alasan gaji kecil, tentu mereka yang berpangkat tinggi yang notabene gajinya besar tidak akan terlibat korupsi. Kenyataan?
Apa Nanan berani menjamin kalau gaji polisi minimal Rp 10 juta tidak akan ada praktik korupsi lagi di kepolisian?
Yang kedua Nanan menegaskan, masih dimuat di Tempo.Co, bahwa praktik korupsi juga terjadi karena terpengaruh ketidak-tegasan pimpinannya. Karena itu, pimpinan harus berintegritas, tauladan, antigratifikasi, dan menolak korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pernyataan Nanan, secara tidak langsung juga mengakui, bahwa terjadi ada ketidak-tegasan pimpinan untuk menindak para pelaku korupsi di jajarannya.
Itulah sebabnya para pelaku merasa diberikan peluang, sehingga menjadi-jadi dalam praktiknya.
Mengapa para pimpinan ini seakan merelakan praktik korupsi ini merajalela?
Tak lain karena mereka sendiri menjadi pelaku dan menikmati hasil korupsinya. Istilahnya mendapat jatah atau tahu sama tahu.
Yang ketiga, karena ketidak-beranian bawahan menolak praktik korupsi dan pengaruh untuk terlibat korupsi.
"Terkadang klepak-klepak juga penyidiknya kalau ada yang bawa duit di depannya. Ini fakta di lapangan," tukas Nanan.
Lagi-lagi Nanan jujur pada kenyataan, bahwa polisi memang tidak lepas dari praktik korupsi. Mereka dihadapkan pada kenyataan sulit untuk tidak menerima suap.
Ini sebenarnya berhubungan dengan moralitas dan ketidak-tegasan pimpinan yang membiarkan. Praktik ini kemudian menjadi tradisi.
Satu hal yang lepas disinggung Nanan adalah proses untuk masuk menjadi anggota polisi yang berbiaya tinggi. Praktik ini sebenarnya yang merupakan pembuka jalan bagi polisi untuk korupsi.
Seperti kita tahu, untuk bisa diterima saja harus mengeluarkan puluhan sampai ratusan juta.
Jadi sebenarnya praktik korupsi sulit dibersihkan seperti yang diakui Nanan, lebih karena niatnya yang tidak tulus dan sudah dijadikan gaya hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI