Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ya Ampun, Kata Wakapolri Karena Gaji Polisi Kecil, Makanya Korupsi!

12 Oktober 2012   02:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:55 2717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mengapa para pimpinan ini seakan merelakan praktik korupsi ini merajalela?


Tak lain karena mereka sendiri menjadi pelaku dan menikmati hasil korupsinya. Istilahnya mendapat jatah atau tahu sama tahu.


Yang ketiga, karena ketidak-beranian bawahan menolak praktik korupsi dan pengaruh untuk terlibat korupsi.


"Terkadang klepak-klepak juga penyidiknya kalau ada yang bawa duit di depannya. Ini fakta di lapangan," tukas Nanan.


Lagi-lagi Nanan jujur pada kenyataan, bahwa polisi memang tidak lepas dari praktik korupsi. Mereka dihadapkan pada kenyataan sulit untuk tidak menerima suap.


Ini sebenarnya berhubungan dengan moralitas dan ketidak-tegasan pimpinan yang membiarkan. Praktik ini kemudian menjadi tradisi.


Satu hal yang lepas disinggung Nanan adalah proses untuk masuk menjadi anggota polisi yang berbiaya tinggi. Praktik ini sebenarnya yang merupakan pembuka jalan bagi polisi untuk korupsi.


Seperti kita tahu, untuk bisa diterima saja harus mengeluarkan puluhan sampai ratusan juta.


Jadi sebenarnya praktik korupsi sulit dibersihkan seperti yang diakui Nanan, lebih karena niatnya yang tidak tulus dan sudah dijadikan gaya hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun