Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Kebajikan

9 Oktober 2012   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah hakekat kehidupan ini yang sesungguhnya? Mungkin kita akan mendefinisikannya sesuai dengan pemahaman atau ajaran agama kita. Begini dan begitu. Begitulah kebenaran. Demikian luas dan fleksibelnya dapat kita jabarkan sesuai pemahaman.

Pada dasarnya hakekat kehidupan ini adalah untuk memberi manfaat, menahan diri, dan menguasai diri.

Bila ketiga dasar kebajikan ini menjadi pedoman hidup kita, maka jalan sukses sebagai manusia telah terbuka dan dalam genggaman.

1. Memberi Manfaat Bagi Kehidupan dan Sesama

Penciptaan setiap manusia hakekatnya adalah untuk saling memberi manfaat. Karena kita sebagai manusia memang saling membutuhkan dan menghidupi.

Itulah sebabnya sebagai makhluk sosial, kita perlu saling berhubungan dan memberikan manfaat. Menciptakan jalinan persahabatan sebanyak-banyaknya dan menghindari permusuhan.

Apakah saya sudah bermanfaat dan berarti bagi hidup ini dan sesama adalah pertanyaan pengingat yang seharusnya menjadi menu harian.

Karena hidup ini hanyalah kesia-siaan bila dilalalui dengan sia-sia tanpa ada memberi manfaat.

Kehidupan yang bermanfaat dan bermartabat adalah selalu mengijat jodoh baik dengan sesama. Tanpa memandang Suku, Agama, Ras, dan golongannya. Tanpa memilih apakah orang baik atau tidal dan jenis kelaminnya.

2. Menahan Diri

Segala sumber kesalahan manusia pada dasarnya adalah karena tidak dapat menahan diri. Pikiran dan nafsu yang tidak terkontrol berimplikasi oada perilaku.

Kemarahan, kebencian, perselisihan, keserakahan, kebohongan, kemaksiatan, dan lainnya adalah akibat tidak dapat menahan diri.

Hal ini tanpa kita sadari membunuh benih-benih kebajikan kita.

Mereka yang mengerti, maka dalam hidupnya akan selala menahan diri dan keinginannya yang tidak baik.

Sekuat tenaga berusaha menahan diri dengan mengendalikan pikiran dan hatinya, sehingga perilakunya selalu terkendali.

3. Menguasai Diri

Kebajikan yang tertinggi adalah ketika seseorang dapat menguasai dirinya. Debgan demikian ia akan menjadi tuan rumah bagi dirinya sendiri.

Segala perilakunya telah terkendali dalam kesadaran dan naungan nurani. Ketenangan menghiasi setiap langkah hidupnya.

Bila seseorang telah sampai tarap mengyasai dirinya, maka ia telah menjadi penguasa hidupnya..

Ketika itu ia hidup dalam segala kebajikan yang tak ternoda. Segalanya hanya mengikuti instruksi nurani.

Sayangnya untuk sampai tarap menguasai diri ini tidak banyak yang dapat mencapainya. Tetapi sejatinya setiap orang dapat sampai ke tarap ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun