Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Muliakanlah Tempat Ibadah Agama Lain"

5 Agustus 2012   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:14 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sultan Saladin juga merupakan contoh tokoh toleransi. Alih-alih menyerukan pengrusakan atau membumi hanguskan tempat ibadah agama lain. Beliau justru menyerukan untuk memuliakannya.

Itulah bukti kesucian dan kemuliaan hati seorang Sultan Saladin.

Bukti nyatanya bagaimana Sultan Saladin mengampuni dan membebaskan pasukan Salib yang sudah mengalami kekalahan.

Apalagi Sultan Saladin mengikuti kebencian dan nafsunya, maka pasti memiliki pembenaran untuk membantai pasukan musuh.

Karena akan berpikir,"Toh, mereka juga melakukan hal yang sama. Jadi tidak salah, saya melakukan hal demikian."

Itulah manusia sekarang model kita yang hidup dalam pembenaran. Membalas kebencian dengan kebencian. Kesalahan dengan kesalahan, sehingga lupa ajaran dan teladan Para Nabi.

Intinya. Bilamana ingin menjadi mulia, muliakanlah orang lain. Sekali pun itu adalah musuhmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun