Sultan Saladin juga merupakan contoh tokoh toleransi. Alih-alih menyerukan pengrusakan atau membumi hanguskan tempat ibadah agama lain. Beliau justru menyerukan untuk memuliakannya.
Itulah bukti kesucian dan kemuliaan hati seorang Sultan Saladin.
Bukti nyatanya bagaimana Sultan Saladin mengampuni dan membebaskan pasukan Salib yang sudah mengalami kekalahan.
Apalagi Sultan Saladin mengikuti kebencian dan nafsunya, maka pasti memiliki pembenaran untuk membantai pasukan musuh.
Karena akan berpikir,"Toh, mereka juga melakukan hal yang sama. Jadi tidak salah, saya melakukan hal demikian."
Itulah manusia sekarang model kita yang hidup dalam pembenaran. Membalas kebencian dengan kebencian. Kesalahan dengan kesalahan, sehingga lupa ajaran dan teladan Para Nabi.
Intinya. Bilamana ingin menjadi mulia, muliakanlah orang lain. Sekali pun itu adalah musuhmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H