Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Omong Kosong tentang Jokowi-Ahok

29 Juli 2012   03:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:29 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa pencalonan Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Bupati Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta begitu menarik perhatian khalayak.

Pro dan kontra masih terus berlangsung sampai saat ini. Sepertinya tiada akan habis sampai Pilkada putaran kedua September nanti. Bahkan kemungkinan besar akan berlanjut bila keduanya keluar sebagai pemenang.

Demi untuk menggagalkan pencalonan atau terpilihnya pasangan Jokowi-Ahok ini. Tidak sedikit omong kosong sengaja atau tidak sengaja dihembuskan.
Setelah ditetapkan sebagai Cagub-Cawagub semua lembaga survey tidak ada yang mengunggulkan sama sekali pasang ini.

Kalah jauh dari Foke-Nara dan Alex-Nono. Kenyataannya terbukti justru Jokowi-Ahok yang keluar sebagai pemenang.

Pernyataan Jokowi yang menyindir pejabat yang maju dalam Pilkada selalu mengenakan baju koko dan kopiah agar tampak religius. Malah dianggap meremehkan agama atau budaya bangsa.
Padahal kenyataannya memang tidak sedikit pasangan yang maju dalam Pilkada menggunakan identitas agama untuk membuai pemilihnya.

Tak tahunya semua hanya tipuan. Karena setelah menjabat korupsi besar-besaran. Bukankah ini sebenarnya yang meremehkan agama? Herannya tidak pernah di demo.

Begitu juga pernyataan Ahok yang mengatakan bahwa kita harus taat pada ayat-ayat konstitusi. Bukan ayat-ayat suci.

Lagi-lagi dianggap melecehkan agama. Tanpa melihat dan mengerti maksud pernyataan tersebut. Tapi dengan cara hantam kromo.

Seharusnya kita angkat jempol. Karena Ahok berani bicara yang benar. Bukan membuai pemilihnya dengan janji palsu.

Tentu sebagai pejabat Ahok akan taat pada ayat-ayat konstitusi dalam menjalankan tugasnya. Bisa kacau kalau Ahok nanti sebagai pejabat lebih taat pada ayat-ayat suci agamanya.

Setelah kemenangan pasangan Jokowi-Ahok pada putaran pertama. Bertiup kencang tuduhan politik uang yang dilakukan tim sukses pasangan ini. Ada saja laporan yang beredar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun