Begitu juga para pencuri. Akan membela diri. Bahwa mereka mencuri untuk makan. Membeli susu untuk anaknya. Membayar uang sekolah.
Nanti juga orang-orang akan bebas main hakim sendiri. Melakukan penyerangan. Tindakan kekerasan. Alasannya karena aparat tidak bisa menangani lagi.
Lalu orang-orang yang tidak kuat menahan syahwatnya akan seenak memerkosa. Mereka akan beralasan dan membela diri.
Dengan enteng akan menyalahkan si wanita. Karena si wanita setiap hari berpakaian seksi.
Si pemerkosa akan berkata,"Wajarlah saya memerkosa. Saya lepas kontrol sih. Ini kan akibat akumulasi nafsu saya yang tertahan. Jangan salahkan saya dong. Biang keroknya kan si wanita itu!"
Para pengguna jalan setiap hari seenaknya menyalip dan naik ke atas trotoar atau menerobos lampu merah. Tanpa harus merasa bersalah. Karena kemacetan akan dijadikan biang kerok. "Macet sih. Kalau gak begini bisa telat masuk kantor." Tidak mengherankan perilaku menyimpang atas pembenaran ini merebak di mana-mana. Seperti sudah menjadi budaya baru di negeri kita.
Maaf, saya menuliskan hal ini akibat akumulasi kekesalan saya terhadap komentar pelatih Deltras Sidoarjo, Blitz Tarigan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H