Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Papiii...Dede Keceplosan! Maafin Ya?

18 Juni 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:49 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Udah pulangnya jam sembilan aja. Sekalian ikut teman Papi. Jalannya kan searah. Sekarang Dede diam," saya masih bersabar. "Dede kalau anak baik, dengarin kata Papi !"

Rupanya Si Dede keras kepalanya kambuh. Bukannya diam malah menjadi dan meronta. Tapi tumben saat itu emosi saya tidak kambuh. Masih sabar menggendong sambil menasehatinya.

Akhirnya saya kehabisan akal. Membawanya kembali ke mess. Membiarkan Si Dede terus menangis dan ngoceh sendiri.

Herannya saat diajak ngobrol dan bercanda sama maminya, Si Dede mulai diam dan mulai mau mengobrol. Setelah itu Si Dede dan maminya pulang.

Malam itu setelah sampai ke rumah langsung saya telepon. Biasa... mau menasehati lagi. Saya pikir keadaannya sudah tenang.

"Dede, tadi kenapa kurang ajar sama Papi dan Mami. Kenapa?" tanpa basa basi saya ingin tahu penyebabnya via telepon.

"Papi ... Maafin Dede. Dede juga gak tahu bisa kayak gitu. Perasaan itu bukan Dede, makanya ngomongnya keceplosan terus. Padahal Dede gak mau gitu." suara Si Dede dibalik telepon.

"Kok bisa gitu sih?" saya penasaran.

"Benar, Pi. Kayaknya ada yang masuk ke badan Dede deh ! Soalnya Dede keceplosan terus tadi. Maaf ya, Piii..."

Duh... Tidak mudah memang menjadi orangtua. Begitu juga sebaliknya tidak mudah menjadi seorang anak yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun