Dalam kehidupan ini. Adakalanya kita perlu sebuah tamparan. Baik secara fisik, amarah, atau kritikan untuk disadarkan dari kesalahan.
Adakalanya dengan kata-kata lembut atau nasehat tidak cukup untuk menyentuh hati dan menggetarkan jiwa kesadaran kita yang tertidur.
Dalam perjalanan hidup. Saya yakin di antara kita pernah mengalami secara nyata. Bahwa sebuah tamparan atau amarah dapat membuat seseorang terdiam dan tertunduk untuk menyadari kesalahan yang sebelumnya tidak disadari.
Jadi tindakan keras atau amarah tidak selamanya bernilai negatif. Seperti sering kita dengar atau kita yang mengatakan sendiri. Bahwa Tuhan adakalanya meminjam bencana dan penderitaan untuk menyadarkan manusia dari kekhilafannya.
Bahkan seseorang yang mengerti dengan kesalahan yang dilakukan. Rela untuk menampar dirinya sendiri agar tersadarkan.
Tentu semua ini akan bermanfaat selama kita masih memiliki kelembaban hati untuk menyadari kesalahan yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H