Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Papiii...Jangan Pegang Belanda Deh !

11 Juni 2012   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat menyaksikan pertandingan siaran langsung Piala Eropa 2012 antara Belanda versus Denmark. Si Dede yang menemani bertanya,"Papi pegang mana? Yang baju orange atau putih?"

"Papi pegang Belanda dong, yang baju orange!" antusias saya menjawab.

Tanpa diduga Si Dede menasehati,"Papi...jangan pegang Belanda dong!"

Loh, ada apa ini? "Kok jangan pegang Belanda? Kan tim favorit Papi!"

"Papi, Belanda itu pernah nyakitin Indonesia, tau! Banyak orang Indonesia mati gara-gara Belanda. Pokoknya Papi jangan pegang Belanda deh." Si Dede tampak sedikit sewot.

Loh, loh. Si Dede tahu dari mana urusan yang beginian? Setahu saya anak SD kelas 2 belum ada pelajaran tentang penjajahan Belanda.

Untuk tidak penasaran saya tanyakan,"Kok Dede tahu sih Belanda pernah nyakitin orang Indonesia?"

"Dede kan tahunya dari mesium. Dulu Dede pernah diajak temanya Mami. Nah, di situ ada ceritanya." terang Si Dede.

Oh, begitu ceritanya. Tapi saya berusaha menyadarkan Si Dede. "Dede itu kan dulu. Kita harus memaafkan. Jadi gak apa-apa kalau sekarang Papi dukung Belanda. Lagian ini kan urusan bola."

"Ya udah. Terserah Papi aja. Pokoknya Dede pegang Denmark aja!" Si Dede akhirnya pasrah. Tidak bernafsu menasehati saya lagi.

Selanjutnya bapak dan anak ini asyik menikmati pertandingan.

Ketika akhirnya Belanda kalah. Si Dede mengingatkan,"Apa kata Dede. Papi jangan pegang Belanda. Kalah, kan. Dede yang menang."

Kok jadi seru ya?! Padahal urusan pegang-pegangan cuma sekadar pegang-pegangan saja. Tidak ada taruhan dalam bentuk apapun.

Heran juga ya. Kenapa saya mesti pegang Belanda? Padahal kalau Belanda menang juga saya tidak dapat apa-apa.

Nb. Interaksi saya dan Si Dede adalah sebenarnya. Bukan karangan atau rekayasa atau fiksi belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun