Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Healthy

[Tertawa Itu Tidak Sehat] Tertawa yang Mencelakakan

8 Agustus 2011   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:00 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mencelakai seseorang bisa menimbulkan banyak orang tertawa, tapi tidak sedikit orang yang dicelakai karena seseorang tertawa........
#
Untuk memancing dan membuat tertawa, para pelawak seringkali _malah kini menjadi tren_ menggunakan cara dengan mencelakai rekan lawaknya.
Para penonton akan spontan tertawa dan bahkan terbahak-bahak sambil mengangkat kaki.

Hal itu dianggap sah-sah saja karena memang diskenariokan demikian dan selama ini sangat mujarab untuk memancing tawa.

Istilahnya apapun cara dilakukan oleh para pelawak demi untuk memancing tawa dan mendatangkan uang.

Lalu mengapa harus dengan cara mengorbankan temannya untuk membuat orang lain tertawa?

Mungkin para pelawak bisa berkilah, bahwa yang mereka lakukan hanyalah sandiwara dan tidak ada yang dirugikan. Temannya yang menjadi korban penderitaann juga baik-baik saja. Tidak apa-apa dan suka rela diperlakukan sebagai korban untuk menimbulkan kelucuan sehingga penonton tertawa.

Namun apakah ada terpikirkan oleh para pelawak yang demi untuk memancing tawa para penonton harus menggunakan cara-cara tidak etis dengan menjadikan rekannya sebagai korban?

Karena apa yang mereka lakukan bisa saja menimbulkan korban di kemudian hari?
Misalnya anak-anak yang menonton lalu mencontoh apa yang mereka lakukan terhadap teman-temannya.

Tertawa memang menyehatkan. Namun bila membuat orang tertawa dengan cara tidak sehat, tentu dapat dipertanyakan.
Tertawa memang menyehatkan. Tapi bila dilakukan dengan tidak sehat, justru dapat mencelakakan.

Tidak percaya ada tertawa yang tidak sehat?

Menertawakan orang lain atas kekurangan dan kesalahannya, bukankah itu tidak sehat dan dapat mencelakai?

Saat kita menertawakan orang lain, karena kekurangan yang dimiliki dan kesalahan yang dilakukannya kemungkinan bisa saja menyebabkannya sakit hati, kehilangan kepercayaan diri, dan emosi.
Misalnya menertawakan orang yang cacat. Sudah cacat dan mungkin tidak percaya diri, justru penderitaannya kita tambah lagi dengan menertawakannya.
Sudah hidup miskin dan susah, kita menambah kesusahan seseorang dengan tertawaan. Bukankah itu tertawa yang mencelakakan?

Sekali tertawa memang menyehatkan, namun tidak boleh dilakukan. Selain bisa mencelakai diri sendiri karena dikira orang gila, bisa mencelakai orang lain juga.

Bahkan bisa menyebabkan kematian seseorang karena sering ditertawakan, yang membuatnya kehilangan harapan.

Silakan tertawa pada tempat dan waktu yang tepat. Jangan sampai tertawa di tempat kematian kalau tidak mengalami kematian juga.
Tapi kalau mau mati tertawa karena membaca tulisan ini, siapa yang mau bertanggung jawab?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun