Dengan mencelakai seseorang bisa menimbulkan banyak orang tertawa, tapi tidak sedikit orang yang dicelakai karena seseorang tertawa........
#
Untuk memancing dan membuat tertawa, para pelawak seringkali _malah kini menjadi tren_ menggunakan cara dengan mencelakai rekan lawaknya.
Para penonton akan spontan tertawa dan bahkan terbahak-bahak sambil mengangkat kaki.
Hal itu dianggap sah-sah saja karena memang diskenariokan demikian dan selama ini sangat mujarab untuk memancing tawa.
Istilahnya apapun cara dilakukan oleh para pelawak demi untuk memancing tawa dan mendatangkan uang.
Lalu mengapa harus dengan cara mengorbankan temannya untuk membuat orang lain tertawa?
Mungkin para pelawak bisa berkilah, bahwa yang mereka lakukan hanyalah sandiwara dan tidak ada yang dirugikan. Temannya yang menjadi korban penderitaann juga baik-baik saja. Tidak apa-apa dan suka rela diperlakukan sebagai korban untuk menimbulkan kelucuan sehingga penonton tertawa.
Namun apakah ada terpikirkan oleh para pelawak yang demi untuk memancing tawa para penonton harus menggunakan cara-cara tidak etis dengan menjadikan rekannya sebagai korban?
Karena apa yang mereka lakukan bisa saja menimbulkan korban di kemudian hari?
Misalnya anak-anak yang menonton lalu mencontoh apa yang mereka lakukan terhadap teman-temannya.
Tertawa memang menyehatkan. Namun bila membuat orang tertawa dengan cara tidak sehat, tentu dapat dipertanyakan.
Tertawa memang menyehatkan. Tapi bila dilakukan dengan tidak sehat, justru dapat mencelakakan.
Tidak percaya ada tertawa yang tidak sehat?
Menertawakan orang lain atas kekurangan dan kesalahannya, bukankah itu tidak sehat dan dapat mencelakai?
Saat kita menertawakan orang lain, karena kekurangan yang dimiliki dan kesalahan yang dilakukannya kemungkinan bisa saja menyebabkannya sakit hati, kehilangan kepercayaan diri, dan emosi.
Misalnya menertawakan orang yang cacat. Sudah cacat dan mungkin tidak percaya diri, justru penderitaannya kita tambah lagi dengan menertawakannya.
Sudah hidup miskin dan susah, kita menambah kesusahan seseorang dengan tertawaan. Bukankah itu tertawa yang mencelakakan?
Sekali tertawa memang menyehatkan, namun tidak boleh dilakukan. Selain bisa mencelakai diri sendiri karena dikira orang gila, bisa mencelakai orang lain juga.
Bahkan bisa menyebabkan kematian seseorang karena sering ditertawakan, yang membuatnya kehilangan harapan.
Silakan tertawa pada tempat dan waktu yang tepat. Jangan sampai tertawa di tempat kematian kalau tidak mengalami kematian juga.
Tapi kalau mau mati tertawa karena membaca tulisan ini, siapa yang mau bertanggung jawab?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H