Pucat muka Pak Indra. Tubuhnya bergetar. Namun sekuat tenaga menahan airmatanya.
Benar saja. Tubuh lelaki muda yang sudah terbujur kaku itu adalah anaknya, Edi.
Bila sudah tiga hari meninggal, lalu siapakah yang menemui Neli? Apakah Edi yang mengirim SMS untuk memberitahukan keberadaannya?
Kesedihan menyelimuti keluarga Pak Indra. Bu Enok tiada kuasa menahan kesedihan sampai pingsan segala.
Setelah sehari dikuburkan. Pak Indra segera menerima SMS aneh tanpa nama dan nomor pengirim. "Jangan khawatirkan saya. Saya di sini belajar dengan Kian Santang!"
NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju ke sini
*
K. Rajawen : No 185
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H