Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sondang Hutagalung: Pahlawan atau Pecundang???

12 Desember 2011   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:28 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya diketahui identitasnya
Yang sebelumnya dianggap preman saja
Pria gagah yang membakar diri di depan istana
Sondang Hutagalung seorang aktivis muda
Baru 22 tahun usianya berjiwa merdeka Ada kesedihan, bangga, dan cela

Sondang kini telah tiada
Banyak yang bersuara
Lantang menyebutnya sebagai pahlawan bangsa
Heroik atas tindakannya

Tidak sedikit yang mencela
Sebab Sondang dianggap bertindak putus asa
Bodoh dan tidak terencana

Semua memiliki alasannya
Pro dan kontra sudah biasa
Begitulah Indonesia
Rakyat yang selalu harus terbelah
Padahal itu soal masalah bersama

Mengapa Sondang membakar diri di depan istana?
Anggap ia ingin menunjukkan ada kebusukan di sana
Mengapa kita masih mencela dan terlena?
Anggap saja Sondang telah membuka mata kita

Sayang memang semangat Sumpah Pemuda
Tidak lagi di setiap dada kita
Keterbelakalangan dan kebobrokan bangsa
Seakan bukan masih kita bersama

Sebab itu kita butuh pemimpin yang dapat mempersatukan kita semua
Bukan hanya partai atau kelompoknya

Indonesia bangsa besar membutuhkan pemimpin besar pastinya
Bukan yang mengedepankan citra
Bukan yang pandai bicara
Tapi punya cita-cita besar dan mau bekerja

Sondang telah berkorban dengan rela
Sementara kita sibuk berdebat dan saling mencela

Duh ... "Indonesia" yang sesuatu banget jadinya
Koruptor bak pahlawan pelayanannya
Sedang pejuang yang menentang ketidakbenaran pemimpinnya dianggap sampah

[caption id="attachment_155479" align="alignnone" width="209" caption="vivanews"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun