Sungguh, sebuah kunci bisa membuat dirimu tampak bodoh ketika salah dimasukkan pada tempatnya dan hal itu sungguh mendatangkan banyak makna!
#
[caption id="attachment_128513" align="alignleft" width="210" caption="buka dong kuncinya...//surabaya.detik.com"][/caption]
Seperti malam-malam sebelumnya, sebelum tidur saya akan bergegas menggembok pintu pagar. Setelah itu mengunci motor dengan gembok, agar lebih aman karena tidak dimasukkan ke dalam rumah.
Malam itu sungguh aneh, karena setelah dengan lancar mengunci pintu pagar, saya mengalami kesulitan untuk membuka gembok yang menggantung di motor. Padahal malam sebelumnya tidak ada masalah.
Saya berpikir mungkin sudah berkarat, lalu saya berikan oli ke dalam lubang. Tetapi gembok tetap tidak bisa terbuka. Setelah lebih teliti saya perhatian karena agak gelap saat itu.
Ternyata anak kunci tidak bisa masuk ke dalam semuanya. Spontan saya berpikir, kemungkinan ada yang iseng memasukkan sesuatu ke dalam kunci, sehingga sulit terbuka.
Keringat mulai mengucur dan membasahi tubuh. Tegang dan mulai kebingungan.
Saat pikiran saya hendak melayang lebih liar lagi, seketika saya sadar. Ternyata anak kunci yang saya gunakan adalah anak kunci pagar, bukan anak kunci untuk motor saya.
Spontan saya tertawa sendiri dan bergumam,"Pantasan gak buka!"
Jadi malu sendiri, karena pikiran saya sudah melayang kemana-mana dengan perasaan curiga. Padahal kesalahan ada pada diri sendiri. Semua itu terjadi karena pikiran saya tidak jernih dan melakukan sesuatu hal kurang konsentrasi.
Saya benar-benar merasa tampak bodoh ketika itu bagi diri saya sendiri. Mengapa saat pertama kali tidak bisa membuat kunci saya tidak segera mencari kesalahan pada diri sendiri terlebih dahulu?
Bukannya menyalahkan kuncinya yang mungkin sudah berkarat dan mencurigai seseorang telah memasukkan sesuatu, sehingga kunci itu tidak bisa dibuka.
Padahal nyata-nyata semuanya adalah kelalaian saya yang salah memasukkan anak kunci. Seharusnya saya yang bertanggung jawab bukannya malah sibuk mengkambinghitamkan sesuatu atau orang yang tidak tahu apa-apa.
Demikianlah hal ini seakan telah terpersepsi dalam kebanyakan pikiran kita selama ini. Saya pikir ini adalah kesalahan atau sebuah persepsi yang patut untuk kita ubah, agar pikiran kita tidak suka-sukanya berulah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H