Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Lu Bilang Tulisan Gue Sampah dan Basi, Emang Gue Pikirin?!"

7 Desember 2011   06:32 Diperbarui: 11 Agustus 2021   17:29 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seperti kata Kak G,"Apa gunanya bila kritikan itu menimbulkan sensi dan tidak diterima, selain dianggap sebagai penghinaan?"

Saya kira ada baiknya kita mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Mengapa kritikan saya tidak bisa diterima? Adakah yang salah cara saya dalam mengkritik?
Mengapa kritikan saya menimbulkan reaksi keras?

Sebagai seorang pengkritik yang baik dan memiliki niat baik. Tentu kita akan belajar banyak dari pengalaman.

Dalam mengkritik, menurut saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kritikan tersebut menjadi bernilai.
Ada beberapa "JANGAN" yang perlu dihindari.

1. JANGAN MEMBANDING-BANDINGKAN

Setiap manusia memiliki ego, besar atau kecil di dalam dirinya. Bila keegoannya terganggu, maka akan ada perlawanan.

Dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, maka hal itu sangat mengganggu. Akan merasa tidak nyaman.

Jadi, mengkritik seseorang dengan membanding-bandingkan dengan orang lain adalah cara kritik yang kuno. Kemungkinan besar akan mendapatkan perlawanan.

2. JANGAN MEMBABI BUTA

Tentu tidak adil dan bijak, bila kita mengkritik seseorang semuanya tidak baik. Bagaimanapun setiap orang pasti memiliki sisi baik.

Bila sampai kita mengkritik tulisan orang lain sebagai sampah. Tentu sangat berlebihan dan menghina. Karena hal ini menandakan kita hanya bisa melihat sisi buruk saja. Padahal kalau kita mau jujur, pasti ada sisi baik yang bisa kita nilai.

3. JANGAN ASAL TERIAK dan MENYAMARATAKAN

Sekali lagi mengkritik dengan baik memang mudah. Kalau asal teriak dan membuat orang sensi tentu lebih mudah.

Bila kita berteriak bahwa semua tulisan fiksi di Kompasiana adalah sampah dan basi. Tentu bisa dikatakan asal teriak. Karena Kompasiana memang bukan media berkumpul penulis-penulis yang sudah jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun