Pantasan saja Si Kate tak berminat untuk mempunyai istri dua alias berpoligami. Karena selain cinta setengah mati sama istrinya, ia sudah punya penganti istri kedua. Yakni HP kesayangan yang selalu menemani dan dibelainya.
HP kesayangannya diperlakukan begitu istimewanya.
Mungkin kita membayangkan sebuah HP yang saban hari digunakan sepanjang tahun untuk menghasilkan ribuan tulisan pasti sudah lecet-lecet atau tidak karuan bentuknya. Tapi HP kesayangan Si Kate tetap masih mulus dan huruf dan angka tombol semuanya tidak ada yang terkelupas.
Padahal HP kesayangan Si Kate sejak dibeli dan digunakan tanpa pernah dibawa ke salonnya atau dioperasi plastik. Digunakan sebagaimana mestinya.
Apa rahasianya ya?
Selain menggunakannya dengan penuh rasa cinta, HP kesayangan Si Kate setiap tombol-tombolnya dilapisi kutek alias cat kuku yang tranparan.
Tak heran semua huruf dan angka masih jelas terbaca.
Padahal HP kan bukan kuku ya?!
Harap jangan dicontoh!
Mungkin saudara-saudari, bapak-bapak dan ibu-ibu, om dan tante menyangka, bahwa menulis adalah hal yang mudah bagi Si Kate bila mengacu pada jumlah tulisannya.
Padahal sejak awal sampai sekarang menulis tetap bukan hal yang mudah baginya.
Apalagi awal-awal menulis, harus coret-coret dulu dikertas kosong baru disalin menggunakan HP kesayangannya. Namanya coret-coret, memang banyak coretannya karena banyak salahnya. Lalu di email ke blogspot. Selanjutnya di copas ke Kompasiana.
Ini tentu bukan "gitu aja repot" tapi memang merepotkan. Tapi Si Kate rela dan ikhlas melakoni demi bisa eksis menulis.
Belakangan baru Si Kate bisa lancar menulis langsung dari HP kesayangannya tanpa harus coret-coret. Tapi tetap bukan hal yang mudah, tidak seperti yang orang lain bayangkan.
Untuk menghasilkan sebuah tulisan tidak semudah membalikkan tangan. Kadang untuk satu tulisan harus dicicil berjam-jam baru selesai.
Butuh konsentrasi dan ketulusan hati. Karena itu Si Kate tak rela bila ada yang bilang, tulisannya sampah!
Satu hal yang tak mudah adalah proses sampai jatuh cinta pada dunia menulis
, sehingga menjadi menulis bagaikan aliran nafasnya.
Tambah satu lagi, menulis menjadi tak mudah karena seringkali dianggap kegiatan yang sia-sia oleh orang terdekatnya. Sebab sudah korban waktu, tenaga, dan perasaan, hasilnya tidak ada secara nyata.
Namun Si Kate maju jalan terus pantang mundur. Ibarat perang, sudah kepalang tanggung. Perjuangan harus dilanjutkan. Merdeka atau mati.
Si Kate yakin dan selalu menyakinkan dirinya, bahwa menulis itu tidak akan sia-sia pada akhirnya nanti.
Selain itu satu hal yang pasti adalah dengan menulis Si Kate ingin berbagi.
Berbagi inspirasi, ilmu, dan kebaikan.
Mau berbagi dengan materi mau sih mau. Tapi niat Si Kate selalu tidak kesampaian, sebab dirinya saja selalu kekurangan. Kurang banget, makanya kalau belanja selalu ajak istrinya ke hypermart yang murah bangeeeeeet.
Tolong hal ini jangan dibocorkan ke siapa-siapa ya, apalagi wartawan infotainment. Bisa cilaka 13! Takut juga dibilang menjual kemiskinan, karena dilarang. Lagian siapa yang mau beli?!
Biarlah ini menjadi rahasia kita bersama.
Sekali lagi, RA-HA-SIAAAAAAA!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H