Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Wanita, Setan, dan Malaikat

9 November 2011   18:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Cilaka, cilaka, cilaka tiga belas, Sobatku."

Dunia serasa gelap dan aku terlelap dalam dekapan. Aku tak bisa apa-apa pasrah pada nafsu. Batin hanya bisa merasakan,"Penyesalan".

Demikianlah terjadi penyesalan demi penyesalan. Sampai suara malaikat semakin lemah. Setan tertawa terbahak-bahak pada akhirnya. Kiamat semakin dekat.


Namun, aku tidak boleh kalah oleh nafsu sebelum kiamat. Aku masih memiliki kesadaran.


"Terlambat Bro..."


"Tidak ada kata terlambat, Sobatku!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun