Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Ada Money Politik = Kebohongan Publik???

29 Juli 2011   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktek money politik sepertinya sudah membudaya di masyarakat kita. Nyata ada tapi sulit dibuktikan karena kejujuran itu sudah menghilang, sehingga yang ada digunakan kebohongan demi kebohongan untuk menutupi.

#

Rasanya sulit dipercaya kalau ada partai politik besar di negeri ini, di mana kadernya atau pimpinannya sendiri yang berteriak, bahwa partainya bebas dari money politik dalam berbagai kegiatan mereka selama ini.

Mereka dengan gagah berani minta membuktikan dan serahkan kepada penegak hukum kalau memang ada hal ini. Karena mereka pasti yakin tidak bisa atau sangat sulit dibuktikan.
Apalagi partai itu adalah partai yang sedang berkuasa.

Seringkali yang jelas-jelas ada bukti-buktinya saja bisa diplintirkan menjadi tidak terbukti. Tak heran kasus korupsi di negeri ini sulit diberantas ke akar-akarnya. Karena penegak hukumnya sendiri justru banyak yang terlibat. Selain sulit mencari bukti, tak jarang bukti sengaja dihilangkan.


Memang sulit dipercaya kalau dalam hal pemilihan ketua ini dan itu oleh partai politik tidak menggunakan uang untuk memenangkan persaingan.

Mengapa?

Karena untuk pemilihan Kepala Desa saja yang kita ketahui bersama, para calon melalui tim suksesnya tidak segan-segan membagi-bagikan uang dengan berbagai kegiatan yang bernafas agama.

Padahal dalam keadaan normal jangan harap mereka rela membagi-bagikan uangnya.  Mereka mau mengeluarkan uang dalam-dalam dari kantong karena sedang ada maunya.

Kalau kita mau jujur mengakui, sebenarnya yang namanya money politik itu sudah menjadi bagian "kebudayaan" perpolitikan kita.
Begitu transparan terjadi di depan mata kita kegiatan money politik ini. Publik sudah terlalu banyak tahu, jadi sulit untuk dibohongi lagi.

Untuk pemilihan Kepala Desa saja permainan uang ini sudah kental sekali. Apalagi untuk pemilihan pejabat yang lebih tinggi.
Sebab yang di bawah bisa dipastikan mencontoh perilaku atasannya.

Apa yang diteriakan seorang Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat belakangan ini, walaupun dianggap pengecut oleh rekan-rekannya sendiri, sebenarnya tidak bisa dikatakan semuanya bohong. Minimal mengandung kebenaran dalam hal permainan uang.

Kita percaya bahwa kebenaran pada akhirnya akan muncul, walau bagaimanapun kita menutupinya.
Bisa saja nyanyian Nazaruddin pada akhirnya membuat rakyat sadar, bahwa partai politik yang katanya berjuang untuk rakyat justru telah menipu rakyat dengan praktek korupsinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun