Praktek money politik sepertinya sudah membudaya di masyarakat kita. Nyata ada tapi sulit dibuktikan karena kejujuran itu sudah menghilang, sehingga yang ada digunakan kebohongan demi kebohongan untuk menutupi.
#
Rasanya sulit dipercaya kalau ada partai politik besar di negeri ini, di mana kadernya atau pimpinannya sendiri yang berteriak, bahwa partainya bebas dari money politik dalam berbagai kegiatan mereka selama ini.
Mereka dengan gagah berani minta membuktikan dan serahkan kepada penegak hukum kalau memang ada hal ini. Karena mereka pasti yakin tidak bisa atau sangat sulit dibuktikan.
Apalagi partai itu adalah partai yang sedang berkuasa.
Seringkali yang jelas-jelas ada bukti-buktinya saja bisa diplintirkan menjadi tidak terbukti. Tak heran kasus korupsi di negeri ini sulit diberantas ke akar-akarnya. Karena penegak hukumnya sendiri justru banyak yang terlibat. Selain sulit mencari bukti, tak jarang bukti sengaja dihilangkan.
Memang sulit dipercaya kalau dalam hal pemilihan ketua ini dan itu oleh partai politik tidak menggunakan uang untuk memenangkan persaingan.
Mengapa?
Karena untuk pemilihan Kepala Desa saja yang kita ketahui bersama, para calon melalui tim suksesnya tidak segan-segan membagi-bagikan uang dengan berbagai kegiatan yang bernafas agama.
Padahal dalam keadaan normal jangan harap mereka rela membagi-bagikan uangnya. Mereka mau mengeluarkan uang dalam-dalam dari kantong karena sedang ada maunya.
Kalau kita mau jujur mengakui, sebenarnya yang namanya money politik itu sudah menjadi bagian "kebudayaan" perpolitikan kita.
Begitu transparan terjadi di depan mata kita kegiatan money politik ini. Publik sudah terlalu banyak tahu, jadi sulit untuk dibohongi lagi.
Untuk pemilihan Kepala Desa saja permainan uang ini sudah kental sekali. Apalagi untuk pemilihan pejabat yang lebih tinggi.
Sebab yang di bawah bisa dipastikan mencontoh perilaku atasannya.
Apa yang diteriakan seorang Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat belakangan ini, walaupun dianggap pengecut oleh rekan-rekannya sendiri, sebenarnya tidak bisa dikatakan semuanya bohong. Minimal mengandung kebenaran dalam hal permainan uang.
Kita percaya bahwa kebenaran pada akhirnya akan muncul, walau bagaimanapun kita menutupinya.
Bisa saja nyanyian Nazaruddin pada akhirnya membuat rakyat sadar, bahwa partai politik yang katanya berjuang untuk rakyat justru telah menipu rakyat dengan praktek korupsinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H