Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Puasa vs Puas Ah!

24 Juli 2011   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila itu yang terjadi, maka manusia tak ada bedanya dengan makhluk lain yang berbulu dan berkaki empat.

Berpuasa adalah cara yang paling baik untuk melatih diri agar hidup kita terkendali pada nurani dan cara yang indah untuk membersihkan kekotoran hati.

Berpuasa adalah untuk menumbuhkan rasa peduli, mengasihi, bersikap bijak, dan hidup sederhana. Dengan berpuasa adalah untuk menghilangkan sifat keserakahan, nafsu amarah, dan keinginan untuk memuaskan diri.

Namun pada perkembangannya pada kekinian, makna yang begitu mulia itu bergeser sekadar menjadi tradisi atau ritual yang kehilangan makna.

Tak sedikit di sisi lain sekuat tenaga berpuasa mengendalikan nafsu makan dan minum, tapi di sisi lain memuaskan nafsu keinginan berbelanja, membiarkan emosi, dan otak mesumnya berkeliaran.

Mungkin yang paling bodoh adalah siang hari berpuasa tidak makan dan minum dengan perasaan tersiksa, namun menjelang berbuka sampai sepanjang malam, menyantap dengan sepuas-puasnya sambil berujar,"Puas ah, makannya enak-enak kalau bulan puasa!"

Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga tumbuh kesadaran!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun