Lalu memiliki kejujuran hati, bahwa mengkritik adalah demi kebaikan dan bertujuan untuk membangun orang yang dikritik, sehingga bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.
Jadi, saya menjadi keheranan sendiri bila ada yang mengkritik di Kompasiana katanya demi kebaikan rumah sehat ini tapi mengkritik dengan cara yang tidak sehat dan tidak bersahabat.
Karena itu tidak heran mendapatkan reaksi yang tidak sehat dan tidak bersahabat pula.
Mungkin sebagai pengkritik, Anda bisa mengatakan, bahwa orang yang dikritik itu bereaksi berlebihan dan anti dikritik atau munafik.
Kemudian berlindung dengan pembenaran, bahwa Anda mengkritik semata-mata demi kebaikan. Kalau ada yang tidak menerima dan tersinggung itu salah mereka sendiri.
Haloooooooo.....ibu-ibu, bapak-bapak, tante-tante, oom-oom, mas-mas, dan mbak-mbak, sebagai pengkritik bila mendapatkan reaksi yang tidak sehat dan tidak bersahabat, mengapa Anda tidak berpikir, bahwa hal itu disebabkan cara mengkritik Anda yang tidak sehat dan tidak bersahabat?!
Akhirnya, para sahabat, bila Anda menginginkan Kompasiana ini sebagai rumah sehat dan bermartabat, bila melihat ada hal-hal yang tidak sehat, mulailah dari diri Anda menjadi pengkritik yang sehat dan bermartabat serta bersahabat untuk memperbaiki.
Mau?!
Kalau saya mau pilih yang mana ya?
Tidak mau mengkritik dan dikritik. Maunya menulis saja deh he he he .....
Padahal???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H