Anehnya juga suaminya tak bersedia menceraikan sesuai permintaan Mita. Karena ia merasa baik-baik saja dengan kehidupan mereka.
Kelakuan suami Mita memang drastis berubah sejak kelahiran anak kedua mereka. Padahal Mita yang bekerja sebagai marketing di sebuah bank begitu setia dan mencintai suaminya demi anak-anak mereka.
Begitulah Mita setiap hari harus memendam rasa pedih menyaksikan sikap suaminya yang tak segan berpacaran di depannya tanpa bisa berbuat apa-apa. Mita jera atas tindakan main tangan suaminya.
Lapor ke polisi?
Sudah pernah dilakukannya. Tetapi hal itu justru membuat suaminya menjadi-jadi. Karena belum sempat ditahan, suaminya sudah bebas melenggang pulang setelah berbaik hati kepada polisi yang menjadi teman baiknya.
Apa yang bisa dilakukan Mita di bawah ancaman suaminya kalau berani macam-macam selain harus rela menerima semua ini?
Seperti dikatakan Mita, ia memang tidak bisa mengubah keadaan, tetapi kini ia mencoba mengubah sikap hidupnya.
Sementara keadaan memang berubah dan Mita lebih tenang mengurus anaknya. Walaupun suaminya masih asyik mengurus wanita selingkuhannya.
Terlepas apapun itu, aku pikir memang lebih baik begitu.
Badai pasti akan berlalu, karena tidak selamanya penderitaann akan mendera dalam kebaikan hatimu, Mita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H