Sepertinya masyarakat Indonesia itu hanya tahunya protes dan menghujat kami saja sebagai anggota DPR. Apa saja yang kami lakukan selalu saja di mata rakyat. Padahal apa yang kami lakukan semuanya adalah demi kepentingan rakyat.
Rakyat telah terpersepsi negatif terhadap kami, sehingga walaupun yang kami lakukan positif, tetap saja dianggap negatif. Sikap ini tentunya harus diubah, sehingga kami tidak selalu menjadi korban dan dihujat.
Sebagai anggota DPR, saya merasa heran dengan sikap rakyat yang tidak pernah respek dengan apa yang kami lakukan selama ini. Padahal sebagai anggota DPR kami telah bekerja secara maksimal demi rakyat yang telah memilih kami.
Beberapa hal yang selalu menjadi sorotan masyarakat selama ini, ingin saya klarifikasikan, agar masyarakat mengetahui yang sebenarnya, sehingga tidak terjadi fitnah yang sungguh menyakitkan hati kami.
Pertama, soal banyak anggota dewan yang sering tertidur lelap dan banyak yang bolos saat sidang . Ini hanyalah kerja media yang tidak adil terhadap kami, sehingga kemudian masyarakat menyikapi dengan sinis apa yang terjadi.
Padahal banyak rapat yang kami lakukan sampai malam hingga pagi yang membuat kami terkantuk-kantuk. Banyak kunjungan kerja yang harus kami lakukan ke daerah dan pulang menjelang tengah malam, bahkan subuh. Tetapi para wartawan mana ada yang menyorot dengan kamera dan memberitakan kerja keras kami, sehingga masyarakat tahu dengan apa yang kami lakukan?!
Jadi wajarlah kemudian saat pagi kami harus sidang lalu tertidur dan banyak anggota dewan yang tidak bisa hadir, karena kami juga perlu istirahat. Kami bukan robot. Itulah kebenarannya dan seharusnya masyarakat memaklumi kondisi kami.
Kedua, soal studi banding ke luar negeri yang sering kami lakukan. Sebenarnya apa yang kami lakukan adalah amanah demi kepentingan rakyat dikemudian hari. Apa yang kami lakukan akan kami pertanggung jawabkan.
Tentu saja hasil studi banding yang kami lakukan tidak akan dinikmati dalam waktu dekat. Tetapi pasti ada manfaatnya dikemudian hari, sehingga apa yang kami lakukan dalam studi banding tidak akan sia-sia.
Soal disela-sela kunjungan kami pelesiran ke tempat wisata, sebenarnya adalah hal yang wajar dengan memanfaatkan waktu kosong. Tetapi media saja yang terlalu sentimen dan membesar-besarkan. Ditambah masyarakat yang terlalu gampang diprovokasi, klop sudah.
Ketiga, masalah korupsi yang sering dituduhkan kepada kami. Dalam hal ini, saya semakin heran, kenapa hanya segelintiran anggota DPR saja yang korupsi, lalu semua kena getahnya dan menjadi sorotan?
Padahal seperti kita ketahui, hampir semua instansi di negeri ini terindikasi korupsi. Tetapi, jarang mendapat sorotan. Aneh, bukan?
Sekali saya katakan, bahwa media dan segelintir rakyat yang terlalu membesar-besarkan masalah ini.
Media dan rakyat mana ada yang mengetahui, kalau ada diantara kami yang harus rela merogoh kocek kami sendiri demi kepentingan rakyat yang telah memilih kami?!
Keempat, mengenai alamat email yang menjadi heboh belakangan ini.
Sebenarnya masalah yang terlalu sepele tetapi terlalu dimasalahkan media. Padahal sebagai wakil rakyat, tanpa alamat emailpun, segala keluhan dan masukan dari rakyat dapat kami terima dengan mudah.
Nomor telepon kami selalu siap dihubungi untuk menerima masukan dari rakyat. Lagipula alamat email bukanlah sesuatu yang mendesak. Karena sebagian besar para pemilihpun tidak menggunakan email.
Jadi sebenarnya kejadian beberapa waktu yang lalu itu, sekali lagi hanya bertujuan untuk memojokkan kami.
Terakhir, soal pembangunan gedung baru DPR. Masalah ini sebenarnya menyangkut banyak kepentingan, sehingga terjadi hal yang seharusnya tidak terjadi.
Padahal pembangunan gedung baru itu sangat penting dan mendesak demi kelangsungan kinerja para anggota dewan kedepannya.
Sebenarnya dana pembangunan yang berkisar antara 1,1 - 1,3 triliun tak seberapa dibandingkan dengan manfaatnya.
Di Kompasiana saja, saya pernah membaca tulisan Katedrarajawen tentang seorang rakyat Indonesia yang hanya untuk membangun sebuah rumah pribadi menyediakan dana 1,2 triliun.
Bandingkan dana yang dikeluarkan untuk membangun sebuah gedung puluhan tingkat yang berguna untuk menampung seluruh wakil rakyat Indonesia.
Sangat, sangat kecil sekali nilainya.
Dalam hal ini, tolong jangan hanya berpatokan pada angka triliunnya itu..... Tapi lihatlah manfaat untuk masa yang akan datang.
Pembangunan gedung baru itu bukan untuk kepentingan kami semata. Karena belum tentu kami akan menikmati fasilitas itu setelah selesai. Tetapi demi kepentingan rakyat secara keseluruhan.
Percayalah pembangunan gedung baru ini tidak ada ruginya. Karena gedung itu kelak akan menjadi aset yang sangat bernilai puluhan kali lipat. Bukankah negara yang akan diuntungkan?
Demikian klarifikasikan ini saya buat, agar rakyat bisa memahami dan memaklumi keadaan yang sebenarnya.
Semoga Tuhan memaafkan orang-orang yang selalu melecehkan dan menghujat kami atau yang hanya ikut-ikutan, karena mereka sesungguhnya tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan.
Kami selalu siap dan mendengar kritikan dan saran dari raky, tetapi tolong sampaikan dengan cara yang santun dan berwibawa.
Ttd
Anggota DPR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H