Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kolaborasi: Satu Cinta Dua Agama [3]

23 Maret 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13008881581601515183

Pagi itu Li dan Tri sudah ada di bandara, hariini Tri akan pulang kampung, Li mengantar dan melepas kepulangan kekasihnya denganhati berat. Tangan mereka saling berpegangan, terasa berat melepaskan genggaman itu.

“Hati-hati ya, dan cepat kembali. ” Senyum tulus Li membuat hati Tri lebih kuat.

“Iya, hanya seminggu, Koko. ” Jawab Tri manja, lalu mereka berpisah. Tanpa terasa pesawat yang ditumpangi Tri  telah mendarat di Ranah Minang. Tri menarik nafas lega, “Bahagia sekali bisa kembali menghirup udara segar tanah kelahiranku. ” Gumam Tri. Dia melepaskan seluruh pandangannya ke sekeliling, udara sejuk ini begitu dirindunya,  berbeda sekali dengan panasnya ibu kota.

Sudah cukup lama Tri tak pernah lagi menginjakkan kaki di negeri asalnya, karenakesibukannya di Jakara ia jadi jarang pulang. Kalau ia merindukan orang tuanya, mama  dan papalah yang selalu menyusulnya keJakarta.

Kini Tri merasa tidak percaya iasudah ada di sini. Di tempat kelahirannya.

“Tri …!” Suara seseorang mengagetkan Tri, ia berpaling kearah suara itu.

“Rizal..? Pulang juga?” Tanya Tri dengan senyuman ramah.

“ Iya, mendadak saja, tanpa rencana ada keperluan keluarga. ” Jawab Rizal terlihat sumbringah sekali bertemu Tri tentu saja, karena wanita itu kini sendiri. Tanpa ada Li kekasih Tri di sisinya. Rizal merasakan ini kesempatan emas baginya untuk mendekati Tri. Harapannya untuk bisamemiliki gadis manis itu semakin bergejolak. “

Berapa lama di sini Tri ?” Tanya Rizal.

“Ahh tidak lama, paling hanya seminggu. Karena ada banyak pekerjaan yang  menunggu di Jakarta. ” Jawab Tri jujur.

“Waah, ditunggu pekerjaan apa ditunggu pacar?”Celetuk Rizal menggoda, membuat Tri bersemu merah. Tri hanya tertawa,  bayangan kekasihnya Li kembali hadir di benaknya. Baru beberapa jam ia sudah mulaimerindukan Li.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun