Awalnya tanpa minat, namun akhirnya tersengat!
Awalnya lesu, namun akhirnya nafsu memburu!
Awalnya tak tertarik, pada akhirnya tergelitik!
Itulah kesan yang saya rasakan tentang kegiatan "Festivalfiksikolaborasi" 18 Maret ini.
Menegangkan tapi memuaskan, begitulah yang ingin saya katakan.
Awalnya Mbak Fera yang begitu antusiasnya mengajari saya tentang kegiatan ini, sampai perlu khusus menelepon saya dari jauh. Terimakasih Ya Mbak Fera!
Kemudian disusul oleh Uni Fitri yang mengajak kolaborasi dan tentu saja saya tak mungkin menolak. Terus terang berpasangan dengan Uni yang satu ini memang berbeda.
Karena terasa benar-benar sehati [ ha ha ha ].
Namun dari hati yang terdalam harus saya katakan juga, semua teman kolaborasi adalah spesial bagi saya.
Terimakasih untuk Mbak Fera, Uni Fitri, Mbakyu Venus, Ci Deasy, Neng Utami, Bu Selsa, Jeung Arimbi, Pak Odi, Mas Budi van Boil, Alfiboy, dan Bung Andy Dharma.
Semuanya begitu berarti, karena saya bisa banyak belajar pada kalian.
Sebenarnya terus terang saya tadinya berminat mengajak Bang Edi Sembiring, Bung Zulfikar Akbar, Bu Endah, Kak G, dan Emak Winda untuk berkolaborasi pada even ini.
Tetapi saya segera sadar atau tahu diri dengan kemampuan saya dalam menulis, khususnya fiksi.
Terpaksa saya mengurungkan niat, karena bagi saya mereka bukanlah level saya.
Maaf, kalau harus saya katakan!
Menulis fiksi menurut saya bukan sama halnya seperti menulis biasa. Dalam menulis fiksi diperlukan kemampuan penggunaan bahasa dan imajinasi yang tinggi.
Nah, itulah yang belum mampu saya miliki.
Sebenarnya seorang Alfian Noor memiliki kemampuan menulis fiksi yang luar biasa, dan saya diam-diam ada rasa minder. Tetapi karena masih dianggap ponakan, jadi gampang diatur [he he he ]