Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ya, Aku Ingin Pulang!

5 Maret 2011   05:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entahlah, tubuhku bergetar dan aku terjatuh bersujud dalam keharuan. Terasa ada terang yang menyinari sekujur tubuhku. Ada hawa damai yang begitu menyentuh jiwaku.

Tanpa kuasa, airmata yang sekian puluh tahun tak pernah menetes, saat itu bercucuran diiringi tubuh yang bergetar hebat. Bak curah hujan yang akan menenggelamkan bumi.

Begitu banyak peristiwa masa lalu yang penuh dosa tergambar jelas di depan mataku.
Rasa sesal begitu hebat melingkupi hati, menambah kekuatan untuk menumpahkan airmata.

Ada apa ini?
Aku masih tak mengerti apa yang terjadi pada diriku?

"Sahabatku, pulanglah bersamaku dan aku akan menemani perjalananmu. Sudah waktunya pulang!" Suaranya begitu lembut membelai jiwa.

"Pulang? Ya, aku harus pulang. Aku ingin pulang.

Aku berdiri dan melangkah pasti menuju halaman dimana hujan masih belum berhenti.
Aku ingin meminta air semesta ini membersihkan diriku yang penuh dosa ini.

Aku jadi ingat kampung halaman yang puluhan tahun tak pernah kuinjak lagi.
Ingat ibu dan ayah. Apakah mereka masih ada dan hidup damai di kampung?
Ingat anak istri, apakah mereka masih ingat aku dan mau menerimaku ?
Airmataku perlahan mengucur kembali mengingat-ingat semua dosa ini.
Masihkah ada ampun untukku?

Entahlah, aku ingin segera pulang bersama sahabat setiaku. Pulang menjadi diriku sejatinya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun