Oleh: Andy Dharma dan Katedra Rajawen Â
Semesta alam ini melalui pelangi mengajarkan kepada kita akan sebuah keindahan hidup. Bahwa perpaduan warna yang berbeda, maka akan menciptakan keindahan!Â
Mengapa kebenaran yang sederhana ini tidak kita terima dengan hati yang sederhana pula?Â
*
Ketika kami--Andy Dharma dan Katedrarajawen--menyusuri sebuah desa di daerah Cibugel, Sumedang, Jawa Barat, kami terpana oleh munculnya 2 pelangi yang sangat indah di ujung cakrawala menjelang senja seakan menyambut kedatangan kami.
Apa yang terjadi seakan menyampaikan sebuah pesan kebenaran bahwasanya keindahan akan lebih lengkap ketika beragam warna menyatu dalam kesatuan. Perpaduan  berbagai warna yang berbeda, maka muncullah keindahan yang hakiki.
Pelangi itu muncul di ujung senja kami ibaratkan akan kondisi kebangsaan dan keberagaman negara kita yang sedang menghadapi berbagai benturan. Yang seakan sudah menjadi negara yang sedang memasuki senja sebentar lagi akan menuju kegelapan.
Berbagai kejadian yang silih berganti yang timbul karena perbedaan disikapi dengan kurang bijak sehingga timbullah berbagai gesekan dalam kehidupan sosial di negara ini terutama dalam kehidupan beragama.
Segala perbedaan disikapi dengan sebagai yang paling benar dan yang paling salah. Bahwa yang berbeda dengan kita adalah tidak baik atau slaah. Hal ini terus terjadi dan menimbulkan ancaman akan kerukunan hidup berbangsa dan bernegara. Sesuatu jal yang tentu sangat tidla kita inginkan.Â
Banyak yang pesimis dan bahkan meramalkan kedepannya negera kita akan terpecah belah karena segala perbedaan tidak bisa disatukan.
Namun saat melihat pelangi yang demikian indah di kala senja itu, kami menafsirkan, bahwa kita harus optimis.Â
Walaupun sudah menjelang gelap, tetapi masih ada pelangi yang tampak begitu indah. Itu adalah sebuah harapan.Â
Senja yang sebentar lagi digantikan oleh kegelapan teryata masih menyimpan harapan dan keindahan dalam wujud perpaduan warna pelangi yang indah.Â
Warna pelangi seakan memberi harapan kepada kita bahwa kedamaian itu masih ada, asal kita semua sebagai anak bangsa mau sadar dan bersama merajut warna-warni perbedaan menjadi suatu harmoni yang indah. Pasti bisa.Â
Sebenarnya bila perbedaan yang ada mau kita sikapi dengan hati yang indah, pasti akan membawakan kedamaian bagi kita semua. Akan melahirkan sebuah hubungan yang penuh keharmonisan bahwa kita semua adalah saudara. Berasal dari sumber yang satu.Â
Bahwa kita takbisa memilih ketika dilahirkan dalam kulit yang berbeda warna. Kita juga takbisa memilih ketika dilahirkan dalam suatu keluarga yang menganut agama tertentu. Mengapa kita mengingkari kebenaran ini?Â
Namun yang bisa kita pilih adalah bersyukur lahir dalam keadaan dan situasi yang memang sudah menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Syukuri tanpa ada hati yang merasa yang lebih baik dan lebih benar, karena akan menimbulkan kesombongan diri kita, bahwa kita berbeda dan harus memisahkan diri dari yang lain.
Warna kehidupan yang terjadi dalam hidup kita teryata taksama dengan warna kehidupan orang lain, seakan kita menolak warna itu, maka timbullah keresahan, ketaksukaaan kita terhadap orang yang berbeda warna dengan kita.
Ketika kita merasa berbeda dengan orang lain dan merasa lebih baik dan benar, maka terjadilah gesekan, perselisihan, dan kebencian yang semuanya akan membuat kita atau bangsa ini terpuruk menuju kegelapan.
Pelangi di ujung senja mengajarkan kepada kita perbedaan warna apabila bisa kita terima dan kita paduan, maka jadilah sebuah keindahan serta memberikan damai bagi semua insan bangsa ini.
Kehendak Tuhan yang membuat warna kita berbeda, maka ketika kita mau menerima dan berdamai dengan orang lain yang berbeda warna dengan kita, maka timbullah keindahan serta kedamaian sejati.
Sejatinya kebenaran sederhana ini dapat kita pahami dengan kelembutan hati.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI