Warna pelangi seakan memberi harapan kepada kita bahwa kedamaian itu masih ada, asal kita semua sebagai anak bangsa mau sadar dan bersama merajut warna-warni perbedaan menjadi suatu harmoni yang indah. Pasti bisa.Â
Sebenarnya bila perbedaan yang ada mau kita sikapi dengan hati yang indah, pasti akan membawakan kedamaian bagi kita semua. Akan melahirkan sebuah hubungan yang penuh keharmonisan bahwa kita semua adalah saudara. Berasal dari sumber yang satu.Â
Bahwa kita takbisa memilih ketika dilahirkan dalam kulit yang berbeda warna. Kita juga takbisa memilih ketika dilahirkan dalam suatu keluarga yang menganut agama tertentu. Mengapa kita mengingkari kebenaran ini?Â
Namun yang bisa kita pilih adalah bersyukur lahir dalam keadaan dan situasi yang memang sudah menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Syukuri tanpa ada hati yang merasa yang lebih baik dan lebih benar, karena akan menimbulkan kesombongan diri kita, bahwa kita berbeda dan harus memisahkan diri dari yang lain.
Warna kehidupan yang terjadi dalam hidup kita teryata taksama dengan warna kehidupan orang lain, seakan kita menolak warna itu, maka timbullah keresahan, ketaksukaaan kita terhadap orang yang berbeda warna dengan kita.
Ketika kita merasa berbeda dengan orang lain dan merasa lebih baik dan benar, maka terjadilah gesekan, perselisihan, dan kebencian yang semuanya akan membuat kita atau bangsa ini terpuruk menuju kegelapan.
Pelangi di ujung senja mengajarkan kepada kita perbedaan warna apabila bisa kita terima dan kita paduan, maka jadilah sebuah keindahan serta memberikan damai bagi semua insan bangsa ini.
Kehendak Tuhan yang membuat warna kita berbeda, maka ketika kita mau menerima dan berdamai dengan orang lain yang berbeda warna dengan kita, maka timbullah keindahan serta kedamaian sejati.
Sejatinya kebenaran sederhana ini dapat kita pahami dengan kelembutan hati.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI