Menghadapi semua ini, barulah dapat dilihat sesungguhnya siapa Khadafy itu. Tak lebih dari seorang manusia yang sedang mabuk kekuasaan.
Demi untuk membungkam suara perlawanan dan mempertahankan kekuasaannya, ia rela menghianati rakyatnya dengan melakukan pembantaian yang dilakukan pihak militer.
Tak heran, orang-orang yang selama ini yang mendukungnya dan masih memiliki nurani, satu demi satu meninggalkan dirinya.
Bahkan tersiar ada dua pilot tempur yang diperintahkan untuk mengebom para demonstran, terpaksa membelot. Karena tidak tega melakukan tugas tersebut.
Khadafy yang selama ini begitu dipuja dan dianggap mulia, ternyata tak lebih seorang yang haus kekuasaan dan akan melakukan segala cara untuk mempertahankannya.
Sekarang tampak bahwa Khadafy juga tak lebih sama dengan apa yang dilakukan Amerika untuk melanggengkan kekuasaannya di jazirah Arab, yaitu dengan senjata.
Bila kita melihat semua ini dengan hati yang jernih, bahwa kekuasaan itu adalah bentuk bersatunya keegoan dan keserakahan manusia.
Demi itu semua, agamapun bisa dijadikan tameng untuk melindungi dirinya.
Demikianlah kekuasaan itu bisa memabukkan manusia, sehingga lupa dengan dirinya. Jadi jangan harap bisa ingat agama dan Tuhan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H