Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ci Amei, Tidak Cerai Demi Kesetiaan dan Ketulusan [Inspirasi Untuk Wanita 23]

15 Februari 2011   02:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:35 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1297737164123024464

Waktu yang panjang dan melelahkan harus dilalui. Ci Amei tiada putus asa dan tetap percaya akan ada masa terang baginya. Dalam pemahamanku yang lebih mengutamakan logika dan kepintaran tentu, apa yang dilakukan Ci Amei sungguh adalah kebodohan semata.

Tetapi sebuah keyakinan tentu saja tidak bisa hanya begitu saja. Semua itu melintasi logika pemikiran. Apa yang aku pikir adalah kebodohan, sesungguhnya adalah sikap orang yang mengerti.

Ci Amei, melewati hampir setiap harinya bersujud di depan altar Buddha di rumahnya. Menyembah dan membaca parita suci untuk membuka kearifannya dan juga dilimpahkan untuk membuka kearifan suaminya.

"Para Buddha dan Dewi Kwan Im yang welas asih, bukalah kearifan yang ada pada suamiku, agar ia sadar dan kembali menjadi suami dan ayah yang baik bagi kami!" Demikian doa yang sering dipanjatkan Ci Amei.

Tentu saja, tiada usaha yang sia-sia. Pada akhirnya mulai terjadi perubahan pada suaminya. Keajaiban terjadi. Kuasa kekuatan ketulusan seorang wanita bereaksi. Ko Tedi, suaminya Ci Amei pada suatu malam menangis dan bersujud di kaki Ci Amei. Meminta maaf dan menyesali kesalahannya selama ini.

Tentu saja Ci Amei merasa lega, seakan segala beban terlepaskan. Kesabaran dan ketulusan serta keyakinannya dapat membuat suaminya bertobat kembali ke jalan yang benar.

Keyakinan Ci Amei, bahwa perceraian bukanlah pilihan dan jalan yang benar, membawa kebahagiaan yang sesungguhnya. Suaminya kini berubah 180 derajat. Kembali semangat membuka usaha dan taat beribadah.

Sejak itu, aku melihat Ci Amei dan Ko Tedi hidup penuh kebahagiaan bersama kedua anaknya. Rejeki lancar, selalu berbuat jasa pahala membantu sesama.

"Ketulusan, kasih, dan keyakinan istriku, si Amei yang membuat aku tak berdaya dan mengharukan aku untuk bertobat. Kalau bukan karena dia, mungkin hari ini aku sudah menjadi lelaki yang paling bejat!" Ko Tedi memberikan kesaktian kepada beberapa temannya dan kebetulan aku turut mendengarkan.

Inspirasi Sebelumnya 22, 21, 20, 19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun