Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aling, Tubuh Kecil, Cita-Citanya Besar (Inspirasi Untuk Wanita 11)

21 Januari 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang mengerti, seringkali melakukan hal yang tidak dipahami. Berani mengorbankan kepentingan pribadinya, untuk sesuatu yang lebih berarti bagi umat manusia. Mengorbankan dirinya yang kecil demi sesuatu yang berguna lebih besar bagi kehidupan.

[caption id="attachment_86531" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi//timurangin.blogspot.com"][/caption]

* Aling, ya Aling, bukan Ling-Ling nama amoy-amoy yang lebih dikenal itu. Aku mengenalnya saat itu masih sekolah SD. Anak yang lucu dan ramah. Aling hidup bersama ibu, kakak, dan adiknya di rumah petak. Karena ayahnya telah tiada, hanya ibunyalah yang bekerja. Keluarganya sederhana, bahkan sangat sederhana untuk ukuran orang tionghoa. Tetapi Aling selalu ceria menjalani hidupnya. Terlihat dari wajahnya yang selalu memberikan senyuman.

Aling biasa aku panggil Aling kecil, karena di tempat biasa kami berkumpul di tempat ibadah, ada lagi yang bernama Aling yang lebih besar. Jadi untuk membedakan dipanggillah Aling Besar dan Aling Kecil. Kebetulan juga Aling memiliki tubuhnya yang memang kecil mungil. Senyumannya khas, lucu banget.

Seiring waktu Aling juga rajin membantu di tempat ibadah sampai timbul keinginan untuk membantu sepenuhnya. Sepenuh hati sepenuh waktu. Padahal untuk apa yang dilakukan Aling tidak mendapat upah, selain yang bernama pahala. Tapi Aling rela menjalaninya. Dalam hati, baginya pahala lebih utama.

Walaupun dari keluarga miskin, ibunya tidak bermasalah. Merelakan Aling untuk melayani umat manusia. Turut membantu dan membimbing umat menuju kepada kebaikan. Aling memang mengikuti panggilan hatinya untuk hidup dalam pelayanan kemanusiaan. Bekerja tanpa pamrih. Membimbing umat yang tidak mengerti menjadi mengerti tentang hakekat hidup ini.

Sosok Aling memang kecil mungil, tetapi semangat dan cita-citanya sungguh besar. Sungguh senang pernah merasakan kebersamaan dengannya. Saya heran bercampur kagum, Aling yang dari keluarga yang susah mau mendedikasikan waktu dan hidupnya untuk melayani orang lain tanpa gaji.

Seharusnya kalau menggunakan akal manusia umumnya, seharusnya Aling lebih baik bekerja mencari uang untuk membantu keluarganya yang miskin. Tak heran Aling mendapat cibiran sebagai anak yang tidak berguna, meninggalkan keluarganya untuk melakukan hal yang sia-sia.

Tetapi hukum keadilan semesta selalu berlaku. Yang namanya kebaikan, apalagi itu berasal dari nurani, maka kebaikan itu akan kembali kepada pelakunya. Tuhan tidak akan perlu membiarkan umatnya kelaparan bila hidup dalam kebaikan. Tuhan akan memenuhi kebutuhan umatnya yang percaya padaNya.

Walaupun Aling tidak bekerja mencari uang, tetapi rejeki itu bisa datang dari mana saja yang tak terduga. Buktinya keluarga Aling tidak hidup dalam kekurangan, apalagi sampai kelaparan. Tidak berlebihan memang, tapi selalu terpenuhi.

Sampai kemudian Aling melanglang buana pergi ke India menjalani hidup pelayanannya. Tempat yang masih asing dan aku dengar dari teman yang pernah kesana, keadaannya penuh kemiskinan dan serba susah. Ditambah komunikasi yang tidak sambung dengan orang disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun